Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
“Saya lebih mewaspadai jika penyakit yang menyerang ternak ayam itu menyebar ke manusia. Oleh karena itu, secara rutin kesehatan ayam dan lingkungannya dipantau. Terlebih dengan munculnya isu flu burung,” terang salah satu peternak ayam di Desa Karangnongko, Kecamatan Mojosongo, Tukinu saat ditemui wartawan di peternakan miliknya akhir pekan lalu.
Tukinu menjelaskan sekitar 5.000 ekor ayam betina jenis lokal miliknya mendapat perhatian penuh. Terutama musim penghujan seperti ini dengan cuaca yang cukup ekstrim. Sebanyak tiga unit kandang ayam kepunyaannya disemrot secara rutin untuk antisipasi timbulnya penyakit. Meskipun belum ditemui kasus kematian hewan unggas, pihaknya tetap melakukan penyemprotan berkala agar ayamnya terhindar dari penyakit. Begitu pula dengan kebersihan kandang yang rutin dibersihkan.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Perikanan (Disnakan) Boyolali menyatakan akan memperketat pengawasan peredaran hewan ternak di perbatasan. Pasalnya, Boyolali merupakan salah satu daerah endemis flu burung. “Sejak tahun 2010 tidak ditemukan kasus AI menyerang unggas di wilayah Boyolali. Namun, secara intensif ada pencegahan dengan memberikan vaksin terhadap unggas milik warga,” ujar Kepala Disnakan, Darsono.
Dijelaskan, vaksinasi dilakukan secara berkala antara 3-6 bulan sekali. Setidaknya di Boyolali terdapat 159.746 peternak unggas. Jumlah ini dengan rincian 165 peternak daging, 97 peternak telur dan 159.484 peternak ayam buras.
Selain vaksinasi, dilakukan pengawasan di jalur perbatasan yang menjadi lalu lintas unggas. Tak kalah penting adalah pengawasan di pasar-pasar ternak. Sedangkan daerah yang menjadi sentra peternakan antara lain Kecamatan Mojosongo, Sambi, Teras, Ampel, Ngemplak, dan Boyolali Kota.
JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas