SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Penduduk dan populasi hewan di lereng Merapi wilayah Klaten mulai didata.

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mulai mendata populasi penduduk dan hewan ternak di lereng Gunung Merapi dalam satu pekan terakhir. Pendataan dilakukan untuk mengantisipasi siklus tujuh tahunan erupsi Gunung Merapi, 26 Oktober 2017 mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jaka Sawaldi, mengatakan ada anggaran Rp500 juta dalam APBD Klaten guna menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Salah satu potensi bencana yang patut diwaspadai adalah erupsi Gunung Merapi.

Ekspedisi Mudik 2024

Kali terakhir, erupsi Gunung Merapi terjadi pada 2010. “Selain Rp500 juta itu, kami masih ada biaya tak terduga [BTT] yang nilainya di atas Rp2 miliar. Tahun ini kan sudah memasuki siklus maksimal Gunung Merapi, yakni tujuh tahunan. Makanya, kami harus mempersiapkan semuanya. Saat ini, kami masih mendata jumlah penduduk, populasi hewan ternak, fasilitas umum [fasum], dan fasilitas sosial [fasos] di lereng Merapi. Pendataannya di Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Klaten,” katanya, saat ditemui wartawan di Ngawonggo Kecamatan Ceper, Rabu (26/4/2017).

Selain mendata jumlah penduduk dan hewan, lanjut Jaka Sawaldi, Pemkab Klaten telah menyiapkan tiga selter pengungsian warga. Masing-masing selter itu berada di Kebonarum, Prambanan, dan Karangnongko.

“Berkaca pada erupsi yang terakhir [2010], jangkauan awan panas mencapai lima kilometer [dari kawah Merapi]. Intinya, kami sudah siap-siap menghadapi siklus tujuh tahunan ini. Siklus erupsi itu minimal empat tahun, maksimal tujuh tahun,” katanya.

Kepala BPBD Klaten, Bambang Giyanto, mengatakan pendataan jumlah penduduk dan populasi hewan ternak di lereng Merapi menggandeng sejumlah desa. Hasil pendataan akan dilaporkan ke tingkat provinsi dan pemerintah pusat.

“Pendataan menyasar ke jumlah penduduk, jumlah hewan ternak. Hal itu termasuk fasum dan fasos. Selain Klaten, pendataan serupa juga dilakukan di Magelang dan Boyolali. Pendataan di Klaten masih berlangsung,” katanya.

Disinggung status Gunung Merapi saat ini, Bambang Giyanto mengatakan masih normal. BPBD Klaten mengajak masyarakat di lereng Merapi selalu waspada dan siap dievakuasi ketika prediksi erupsi Merapi menjadi kenyataan.

“Pada 2010, ada beberapa warga yang tidak mau dievakuasi. Ini menjadi kendala di lapangan. Makanya, kami terus menggugah kesadaran warga agar mengutamakan keselamatan diri saat terjadi erupsi. Orang yang selamat dari bencana itu sebagian besar didasari dirinya sendiri. Jadi, bukan karena bantuan sukarelawan atau yang lainnya. Saat ini, kami juga sudah siapkan lahan sembilan hektare di Panggang, Kecamatan Kemalang, untuk evakuasi hewan ternak ketika terjadi erupsi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya