SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Antisipasi bencana dilakukan pemerintah Kota Semarang dengan menyiapkan seluruh personel

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Pemerintah Kota Semarang menyiapkan seluruh personel dari jajaran terkait untuk menghadapi potensi bencana yang terjadi, baik selama musim kemarau maupun musim hujan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pengalaman adalah guru terbaik. Seluruh komponen masyarakat harus siap siaga menghadapi potensi bencana alam,” kata Pelaksana Harian (Plh.) Sekda Kota Semarang Eko Cahyono di Semarang, Rabu (21/10/2015).

Hal itu diungkapkannya seusai Apel Bersama Penanggulangan Bencana 2015 yang diikuti 1.000 personel, antara lain dari Kodim 0733/BS, Brimob Polda Jateng, Satpol PP, Dinas Kebakaran, dan BPBD Kota Semarang.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut dia, masa kekeringan di Kota Semarang diperkirakan berlangsung sampai pertengahan November 2015 dengan suhu udara berkisar antara 35 dan 37 derajat Celsius yang berdampak terjadinya kekeringan.

“Selain kekeringan, musim kemarau berkepanjangan juga berdampak pada sumur-sumur air yang mengering dan turut mengganggu pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Semarang,” katanya.

Memasuki pertengahan November 2015, kata dia, masyarakat Kota Semarang dihadapkan pada musim hujan dengan puncak terjadinya hujan ekstrim diperkirakan pada Desember 2015 hingga Februari 2016.

Sebagaimana pernah terjadi sebelumnya, kata dia, musim hujan berdampak terhadap terjadinya berbagai bencana alam, seperti tanah longsor di kawasan atas dan banjir di kawasan Semarang bawah.

“Untuk banjir dan rob harus diwaspadai terjadi di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan pantai utara Pulau Jawa, seperti Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Timur, Gayamsari, dan Genuk,” katanya.

Ia mengatakan bahwa peristiwa bencana alam, seperti banjir bandang yang pernah terjadi di Kelurahan Wonosari, Mangkang, dan Mangunharjo, Semarang, jangan sampai terulang kembali.

Eko mengingatkan berbagai bencana alam yang pernah terjadi harus bisa diambil hikmah untuk meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk musibah kebakaran yang terjadi di pasar tradisional, seperti Pasar Johar.

Apel siaga penanggulangan bencana yang dilaksanakan setiap tahun, kata dia, jangan sekadar seremonial. Namun, harus lebih menjadikan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana.

“Banyaknya peralatan maupun perlengkapan harus diimbangi dengan kerja keras, disiplin, tanggung jawab, dan dedikasi. Yang terpenting, siap dan tanggap dalam melayani masyarakat,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya