SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Komisi II DPRD Solo menyatakan kandungan walet atau sedimentasi di tiga sungai yang mengalir di Kota Bengawan mengkhawatirkan. Pengerukan walet tersebut harus menjadi prioritas kegiatan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo di 2014.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Solo, Hammy Mujadid Irsyad, saat dihubungi solopos.com, Rabu (29/1.2014), mengatakan prioritas kegiatan untuk antisipasi banjir pada tahun ini lebih pada upaya pengerukan sedimentasi di tiga sungai, yakni Kali Jenes, Kali Anyar, dan Kali Pepe. Menurut Hammy, kandungan sedimentasi di tiga sungai itu sudah mengkhawatirkan dan segera harus dikeruk. Dia menerangkan APBD 2014 sudah mengalokasikan anggaran untuk pengerukan sedimentasi yang menjadi satu dengan anggaran pembangunan drainase dan jalan senilai Rp5 miliar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Anggaran Rp5 miliar itu belum dipisah-pisah untuk penggunaannya. DPU yang memisahkan anggaran itu berdasarkan skala prioritas. Sayangnya, kami dua kali mengagendakan rapat dengan DPU selalu gagal karena persoalan teknis. Kalau tahun kemarin [2013], pemkot sudah memperbaiki pintu air dan pengadaan mesin sedot air. Sekarang, prioritasnya, ya, pengerukan walet itu,” ujarnya.

Selain itu, Hammy berharap ada kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai karena ada laporan banyaknya sampah yang menumpuk di pintu air dan di daerah Tipes. Hammy ingin masalah pola hidup bersih itu bisa ditanamkan kepada masyarakat sekitar sungai.

“Asal dua hal itu beres, saya rasa upaya antisipasi banjir sudah maksimal. Artinya, ketika banjir datang tiba-tiba langsung bisa teratasi dengan cepat. Syukur tidak terjadi di Solo. Pengerukan walet menjadi target untuk diselesaikan tahun ini,” tegasnya.

Hammy menambahkan perbaikan talut juga menjadi prioritas dalam pembangunan drainase, terutama talut di sepanjang Kali Jenes. Menurut dia, sebagian talut di Kali Jenes, wilayah Serengan, dan sebagian wilayah Semanggi sudah dibangun. Namun, dengan ambrolnya talut di Sampangan, lanjut dia, maka semua talut sepanjang Kali Jenes wajib dibangun. “Kalau dananya kurang, bisa diajukan kembali pada APBD-Perubahan 2014,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Eko Nugroho, sependapat dengan Komisi II terkait dengan kondisi talut Kali Jenes di Sampangan, Semanggi. Menurut Eko, talut itu sudah mengkhawatirkan, apalagi sampai muncul tumbuhan perdu. Eko juga mengamini perlu adanya upaya meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai. Dia menyatakan masalah sampah justru akan memicu terjadinya bencana bila menumpuk di sungai.

“Talut-talut sungai harus dicek kembali, terutama Kali Jenes itu harus dibangun total. Selain itu, perlu ada penguatan pintu air di Demangan sisi luar dan pembangunan tanggul di sisi selatan pintu air itu. Selama ini, kondisi tanggul sisi selatan itu terlalu sempit sehingga merepotkan petugas saat melakukan inspeksi. Kami berharap kondisi tanggul disamakan dengan di wilayah Sewu,” kata dia.

Masih menurut Eko, penyusuran sungai juga perlu dilakukan untuk mengetahui cekungan-cekungan tanggul yang berpotensi merusak tanggul. Di sepanjang Gading-Putat, Eko menemukan tiga cekungan yang segera diperbaiki. “Dari kami lebih pada penguatan sumber daya manusia. Kegiatan BPBD lebih pada pelatihan-pelatihan. Salah satunya, gelar pasukan penanggulangan bencana se-Soloraya di Sragen, Kamis (30/1/2014) [hari ini],” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya