SOLOPOS.COM - Puluhan mobil Pemadam Kebakaran se Solo Raya dan DIY melakukan parade di jl Slamet Riyadi, Solo Jumat (16/10/2015). Acara tersebut untuk menyambut Peringatan bulan pengurangan resiko bencana 2015.(JIBI/Solopos/ Sunaryo Haryo Bayu)

Antisipasi bencana alam telah disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Alam (BPBD) Jateng. 

Solopos.com, SOLO—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) siap menghadapi ancaman banjir dan gunung berapi yang diprediksi berpotensi melanda sebagian wilayah akhir tahun ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Permana, mengatakan dari 35 kabupaten/kota di wilayahnya potensi bencana alam paling tinggi adalah banjir sebesar 85,71%.

“Saat ini memang masih kekeringan. Tapi mulai awal November nanti diprediksi mulai turun hujan. Potensi kerawanan banjir daerah di Jawa Tengah terbilang tinggi sampai 85,71%,” katanya saat ditemui wartawan selepas Gelar Relawan Penanggulangan Bencana di pelataran Stadion Manahan, Jumat (16/10) pagi.

Sarwa menyebutkan beberapa daerah di Jateng yang rawan banjir di antaranya Demak, Kudus, Pati, Jepara, Kebumen, Cilacap, Pemalang, Pekalongan, Brebes, Solo, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, serta Sragen.

Selain banjir, Sarwa berpesan masyarakat juga harus mewaspadai potensi bencana alam dari gunung berapi. Beberapa wilayah rawan gunung berapi di antaranya kawasan Gunung Merapi meliputi Klaten, Magelang, dan Boyolali, serta Gunung Slamet yang berada di wilayah Purbalingga, Banyumas, Tegal, Pemalang, dan Brebes.

“26 Oktober ini tepat lima tahun Gunung Merapi meletus. Dulu prediksinya setiap empat tahun bergejolak. Ini ancaman permanen. Alhamdulillan 2014 lalu aman. Kita berdoa bersama semoga Merapi pada bulan yang sama aman,” harapnya.

Disinggung soal antisipasi bencana alam, Sarwa menyebutkan pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah. “Bencana alam itu kita tidak pernah tahu. Tapi semua fasilitas sudah kami siapkan di antaranya jalur evakuasi, tempat pengungsian akhir, sampai pelatihan relawan [sukarelawan]. Mitigasi melibatkan kerja sama dengan semua komponen,”

Sarwa membeberkan anggaran yang disiapkan pemerintah untuk menangani bencana alam di Jateng aman. “Yang jelas lewat APBD melalui pos dana tak terduga. Semoga sampai akhir 2015 tidak terjadi bencana yang besar. Kalau misal dana tak terduga bisa digunakan semuanya, bisa sekitar Rp30 miliar. Kalaupun kurang, anggaran tak terduga tidak terbatas,” ujarnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menambahkan kesiapan mitigasi bencana di wilayahnya bakal makin kokoh dengan sokongan 1.200 sukarelawan perwakilan dari seluruh pulau Jawa yang telah mengikuti pelatihan tanggap bencana di Soloraya, Rabu-Sabtu (14-17/10).

Mereka dibagi menjadi delapan klaster keahlian meliputi komunikasi, medis, evakuasi, logistik, dapur umum, pendamping psikososial, serta selter atau pengungsian. “Adanya relawan [sukarelawan] tanggap bencana ini supermanfaat buat saya,” tambahnya.

Ganjar menyebutkan ke depan sukarelawan yang telah mendapatkan pelatihan dan sertifikat tersebut bisa setiap saat diterjunkan ke wilayah yang sedang menghadapi bencana. “Harapan saya mereka teridentifikasi nama dan kontaknya. Mereka bisa jadi harapan dan kekuatan yang setiap saat on call sehingga keterampilannya bisa digerakkan untuk membantu,” bebernya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam pidato pembukaan acara Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional 2015 di The Sunan Hotel Solo, Jumat (16/10) sore, mengemukakan setiap pemangku kepentingan daerah wajib memahami potensi bencana di wilayahnya.

“Penguasaan area rawan bencana harus dikuasai seluruh pemangku kepentingan. BNPB yang ada sudah canggih. Tapi deteksi [rawan bencana] wajib dimiliki kepala daerah,” katanya.

Selain paham risiko bencana, politisi PDIP tersebut mengatakan untuk penanganan bencana dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak. “Semua pihak diharapkan ikut terlibat menangani bencana,” pesannya.

Menteri yang dalam kesempatan tersebut mewakili Presiden Joko Widodo yang berhalangan hadir ini menegaskan anggaran kebencanaan Indonesia cukup untuk mengatasi berbagai ancaman bencana alam. “Anggaran pemerintah pusat saat ini cukup. Sumbernya dari kementerian serta donor dari negara sahabat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya