SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) mulai melakukan pemantauan nonsetop di empat rumah pompa di wilayah Solo. Pemantauan dilakukan untuk mengantisipasi banjir di kawasan rawan.

Koordinator Rumah Pompa BBWSBS, Purwoko, saat ditemui wartawan di Joyotakan, Serengan, Selasa (26/11/2013), mengatakan per 1 November lalu petugas rumah pompa telah bersiaga 24 jam. Purwoko mengatakan pantauan dilengkapi kesiapan logistik berupa 800 liter BBM dan delapan jeriken solar di tiap rumah pompa. “Pantauan banjir akan dilakukan sampai memasuki musim kemarau mendatang,” ujarnya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dia menguraikan tiga rumah pompa berlokasi di Solo seperti di Joyotakan, Pucangsawit, dan Demangan. Sementara satu pompa lagi berada di Langenharjo, Sukoharjo. Purwoko menerangkan kawasan itu merupakan area rawan banjir karena dekat dengan anak Sungai Bengawan Solo.

Untuk mengantisipasi luapan air, pihaknya menentukan level ketinggan air yang berbeda di masing-masing rumah pompa. Di Pucangsawit, contohnya, ketinggian air ditoleransi hingga tiga meter. “Kalau sudah sampai empat meter, sebagian wilayah Jagalan bisa terendam. Sama halnya ketinggan empat meter di Joyotakan. Kondisi itu harus ditetapkan siaga 1.”

Tumpukan Sampah
Purwoko menambahkan, pengoperasian sejumlah pompa hingga kini masih terancam tumpukan sampah di sekat pintu air. Menurutnya, gunung sampah tersebut bisa mengurangi kapasitas mesin untuk mengelola limpasan air. Dia mengatakan kondisi itu berada di semua pintu air.

“Volumenya sampai berton-ton. Kalau terus dibiarkan, kekuatan mesin pompa tidak maksimal. Ini bisa membahayakan jika turun hujan ekstrem bersamaan di timur wilayah Matesih,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua RW IV Kelurahan Joyotakan, Purwadi, mengatakan terdapat 11 pintu air kecil kecil di Joyotakan yang tersebar di beberapa RW. Purwadi menyebut sejumlah pintu air ditemukan bocor. “Kalau tidak segera diperbaiki, kami khawatir air bisa meluap ke perkampungan. Kami sudah mengadukan ke petugas pintu air tapi belum ada respons,” kata dia.

Ditambahkannya, warga juga khawatir talut Kali Tanggul di wilayahnya jebol karena limpasan air. Menurutnya, perbaikan kondisi talut yang terbuat dari tanah itu harus dilakukan secara permanen.

Antisipasi Banjir

4 Rumah Pompa Dijaga 24 Jam

SERENGAN—Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) mulai melakukan pemantauan non-stop di empat rumah pompa di wilayah Solo. Pemantauan dilakukan untuk mengantisipasi banjir di kawasan rawan.

Koordinator Rumah Pompa BBWSBS, Purwoko, saat ditemui wartawan di Joyotakan, Selasa (26/11), mengatakan per 1 November lalu petugas rumah pompa telah bersiaga 24 jam. Purwoko mengatakan, pantauan dilengkapi kesiapan logistik berupa 800 liter BBM dan delapan jeriken solar di tiap rumah pompa. “Pantauan banjir akan dilakukan sampai memasuki musim kemarau mendatang,” ujarnya.

Dia menguraikan tiga rumah pompa berlokasi di Solo seperti di Joyotakan, Pucangsawit dan Demangan. Sementara satu pompa lagi berada di Langenharjo, Sukoharjo. Purwoko menerangkan kawasan itu merupakan area rawan banjir karena dekat dengan anak Sungai Bengawan Solo. Untuk mengantisipasi luapan air, pihaknya menentukan level ketinggan air yang berbeda di masing-masing rumah pompa. Di Pucangsawit, contohnya, ketinggian air ditoleransi hingga tiga meter. “Kalau sudah sampai empat meter, sebagian wilayah Jagalan bisa terendam. Sama halnya ketinggan empat meter di Joyotakan. Kondisi itu harus ditetapkan siaga 1.”

Tumpukan Sampah

Purwoko menambahkan, pengoperasian sejumlah pompa hingga kini masih terancam tumpukan sampah di sekat pintu air. Menurutnya, gunung sampah tersebut bisa mengurangi kapasitas mesin untuk mengelola limpasan air. Dia mengatakan kondisi itu berada di semua pintu air. “Volumenya sampai berton-ton. Kalau terus dibiarkan, kekuatan mesin pompa tidak maksimal. Ini bisa membahayakan jika turun hujan ekstrem bersamaan di timur wilayah Matesih,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua RW IV Kelurahan Joyotakan, Purwadi, mengatakan terdapat 11 pintu air kecil kecil di Joyotakan yang tersebar di beberapa RW. Purwadi menyebut sejumlah pintu air ditemukan bocor. “Kalau tidak segera diperbaiki, kami khawatir air bisa meluap ke perkampungan. Kami sudah mengadukan ke petugas pintu air tapi belum ada respons,” kata dia.

Ditambahkannya, warga juga khawatir talut Kali Tanggul di wilayahnya jebol karena limpasan air. Menurutnya, perbaikan kondisi talut yang terbuat dari tanah itu harus dilakukan secara permanen.(Chrisna Chanis Cara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya