SOLOPOS.COM - Ilustrasi Banjir (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SEMARANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang memasang tiga alat early warning system (EWS) di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Beringin.

Ketiga alat itu masing-masing dipasang di aliran Sungai Beringin di wilayah Wates, Wonosari, dan Mangkang Wetan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono, mengatakan EWS itu dipasang karena Sungai Beringin kerap menyebabkan potensi banjir.

"Sungai Beringin ketika meluap selalu menyebabkan banjir. Maka, kami pasang EWS untuk peringatan dini kepada warga ketika debit air mulai tinggi," ujar Winarsono, Senin (19/10/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

BMKG: Dampak La Nina, Waspada Cuaca Ekstrem di Jateng Sepekan ke Depan

Winarsono mengatakan kinerja EWS nantinya memberikan gambaran real time terkait kondisi debit air di Sungai Beringin, terutama saat turun hujan.

Data akan ditampilkan di layar komputer yang tersambung dengan jaringan Internet. Hasil data itu dipantau petugas di posko siaga bencana BPBD Kota Semarang.

Langkah Mitigasi

Ketika debit air semakin tinggi atau masuk kategori waspada, petugas akan memberitahukan ke warga agar melakukan langkah mitigasi.

"Jadi ketika banjir datang warga sudah dievakuasi. Barang berharga bisa diselamatkan sehingga risiko bencana bisa diminimalisasi," imbuhnya.

Bikin Haru, Begini Solidaritas Warga Gandekan Solo untuk Tetangga yang Menjalani Karatina

Winarsono mengimbau warga juga proaktif memantau perkembangan debit air. Meski pun sudah ada alat EWS untuk memantau debit air.

Sementara itu, Ketua RW 007 Wonosari, Mashudi, mengaku warga yang tinggal di sepanjang DAS Beringin sudah mempersiapkan diri saat musim penghujan tiba. Salah satu persiapan adalah dengan kerja bakti membersihkan aliran sungai, seperti memotong bambu yang menjular ke sungai.

Wali Kota Tebar 2 Kuintal Lele di Bengawan Madiun, Warga Langsung Mancing

"Bambu-bambu itu biasanya dihinggapi sampah, sehingga aliran sungai menjadi terhambat," ujarnya.

Mashudi mengatakan di wilayahnya ada 6 RT yang kerap menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Total, penduduknya di enam RT itu ada 2.000 orang.

"Kami dalam waktu dekat ini juga akan memperbaiki posko dan jalur evakuasi warga agar kami lebih siap apabila sewaktu-waktu terjadi banjir," ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya