Meski hanya bisa melihat di televisi, masyarakat Solo tetap mengelu-elukan sosok walikotanya, Joko Widodo (Jokowi). Ya, di area car free day (CFD) Jl Slamet Riyadi, Minggu (16/9/2012) pagi, ratusan warga Solo saling sapa dengan Jokowi via jaringan komunikasi skype. Walau terpisah jarak ratusan kilometer, mereka tetap antusias saat melihat Jokowi tampil di layar LCD 54 inch.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Warga sontak melambaikan tangan begitu Jokowi muncul dengan kemeja kotak-kotak dan helm sepeda. Di saat yang sama, Jokowi memang sedang menghirup udara segar di CFD Monas, Jakarta.
“Selamat pagi warga Solo. Selamat berolah raga,” kata Jokowi.
Sayang, sambungan teleconference yang disediakan Dishubkominfo Solo itu tak lama terputus. Warga pun menunggu petugas yang kembali mencoba menjalin kontak dengan Jakarta. Sekitar 15 menit, wajah calon Gubernur DKI itu tak jua muncul di layar kaca. Raut muka kecewa tampak dari warga yang ingin berbincang sejenak dengan walikota.
“Saya mau tanya kondisi Pak Jokowi di sana. Apa kampanyenya lancar dan berhasil?,” tutur Adrian, 25, warga Jebres.
Sebagai warga Solo, Adrian mengaku bangga melihat Jokowi menjadi kandidat serius Gubernur DKI Jakarta. Diungkapkannya, setiap ada acara di televisi yang memberitakan Jokowi, ia selalu menyempatkan diri menonton. “Saya selalu mengikuti kabar Pak Jokowi. Saya percaya Jokowi bisa mengalahkan Foke,” ujarnya yakin.
Sementara Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedradjad, mengatakan teleconference tersebut adalah permintaan masyarakat. Jokowi pun sempat berpesan kepadanya kalau butuh doa restu warga Solo. Mengenai macetnya teleconference, Yosca mengatakan sambungan dari Jakarta sedang bermasalah. “Jaringan kami sudah bagus, bandwidth sudah dimaksimalkan hingga 10 (mbps). Sayang di sana kurang mengimbangi,” terangnya.
Selain teleconference, wong Solo menggelar Kenduri Cinta untuk NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan Jokowi-Ahok. Sebanyak enam tumpeng, terdiri dari lima nasi putih dan satu nasi kuning, dibagikan dari warga untuk warga. Seorang sukarelawan pembagi tumpeng, Dwi Hastuti, 40, mengatakan kenduri itu merupakan doa agar Jokowi meraih hasil terbaik. “Ya ikut partisipasi saja buat Pak Jokowi. Semoga mendapat yang terbaik,” tutur Dwi sembari membagi ratusan pincuk nasi.