SOLOPOS.COM - Warga menyerbu tumpukan semangka yang dikumpulkan di pinggir jalan Pesu-Kragilan, di Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Klaten, Selasa (26/11/2013). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Warga menyerbu tumpukan semangka yang dikumpulkan di pinggir jalan Pesu-Kragilan, di Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Klaten, Selasa (26/11/2013). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Warga menyerbu tumpukan semangka yang dikumpulkan di pinggir jalan Pesu-Kragilan, di Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Klaten, Selasa (26/11/2013). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Anomali cuaca yang terjadi beberapa bulan yang lalu berimbas pada produksi semangka di Kecamatan Wedi, Klaten. Intensitas hujan yang tinggi saat musim kemarau kemarin membuat produksi semangka menyusut 25%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com  di Mawen, Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Selasa (26/11/2013), sejumlah petani memanen semangka mereka. Semangka yang sudah dipanen dibawa dan ditaruh di pinggir jalan sebelum didistribusikan ke pasar.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu petani semangka di desa tersebut, Budi Hartono, mengaku produksi semangkanya menurun 25% dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya.

“Penyebabnya karena dua bulan lalu masih diguyur hujan, jadi buahnya lebih kecil dan rasa manisnya berkurang,” jelasnya kepada wartawan.

Saat musim tanam akhir September lalu, dirinya menanam tanaman semangka jenis merah berbiji dan semangka lonjong kecil atau semangka inul  dilahan seluas sekitar 1,4 hektare.  Hasil penanaman semangka pada lahan seluas 1 hektare  sudah dia panen dua pekan lalu dan 2.000 meter persegi dipanen pada Selasa kemarin. Sedangkan, 2.000 meter persegi sisanya rencananya dipanen akhir pekan ini.

Saat memanen dua pekan lalu bisa menghasilkan sekitar 20 ton semangka. Namun, saat memanen Selasa kemarin, 2.000 meter persegi hanya bisa menghasilkan sekitar 3 ton buah semangka.  “Kalau dihitung-hitung ada penurunan sekitar 25% produksi semangka dibandingkan musim tanam lalu,” katanya.

Dalam kondisi normal, semangka merah berbiji biasanya bisa mencapai berat hingga 10 kg/ buah. Namun, saat panen kemarin semangka didominasi dengan berat sekitar 3 kg.

“Karena ukurannya kecil dan rasanya kurang manis, harganya juga anjlok menjadi Rp1.000/kg. Padahal, dalam kondisi normal harganya Rp3.000/kg,” ujar Budi yang juga menjabat sebagai Kades Pesu tersebut.

Sementara, banyaknya semangka yang dipanen dan dikumpulkan di pinggir jalan membuat warga penasaran. Tidak sedikit masyarakat yang langsung menyerbu dan membeli semangka yang masih segar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya