SOLOPOS.COM - ilustrasi (muhamadindraweb.blogspot.com)

Harian Jogja.com, JOGJA—Masyarakat Jogja beserta kelompok Animal Friend kembali mengecam eksplotasi Lumba-lumba. Kecaman itu dilakukan dalam bentuk demonstrasi di Titik Nol Kilometer, Jogja, Kamis (10/10/2013).

Menurut Dessy Zahra dari Animal Friend, eksploitasi lumba-lumba dalam berbagai pertunjukan hiburan melecehkan nilai edukasi dan konservasi. “Edukasi dan konservasi yang diklaim sirkus satwa hanya bentuk pembenaran eksploitas untuk hiburan semata,” kata dia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sayangnya, masih ada beberapa aturan yang memberikan peluang bagi para pelaku eksploitasi untuk berbas bergerak. Contohnya, surat Dirjen PHKA No. S. 338/IV-KKH/2013 , pelaku eksploitasi lumba-lumba masih diberikan ruang gerak secara bebas oleh pihak berwenang.

Padahal regulasi itu telah jelas menjadi acuan untuk menghentikan sirkus lumba-lumba dan mengembalikan ke habitatnya. “Aturan itu merupakan langkah awal penunaian janji Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Namun faktanya masih dijumpai eksploitasi hewan tersebut,” kata Dessy.

Jika mengacu pada keputusan Menteri Kehutanan No.447/KPTS-II/2013 bab IV tentang tata usaha pengambilan atau penangkapan dan peredaran tumbuhan dan satwa liar, Animal Friend menurut dia berhak terlibat dalam pemantauan peredaran satwa liar, termasuk lumba-lumba.

Aksi ini juga menampilkan bentangan spanduk raksasa untuk menagih janji Menteri Kehutanan yang dianggap bertanggung jawab atas terselenggaranya hiburan sirkus, sekaligus meminta kepada Menteri Kehutanan agar segera menertibkan dan menghentikan sirkus dan mengembalikan lumba-lumba ke habitat aslinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya