SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) didampingi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (kanan) memberikan keterangan pers, Rabu (18/3/2020). (Antara-Dewanto Samodro)

Solopos.com, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan blak-blakan mengatakan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia jauh lebih tinggi daripada data yang dipaparkan pemerintah pusat. Anies meyakini jumlah kasus positif khususnya Jakarta jauh lebih tinggi daripada data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Kepada media Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age, Anies mengatakan dirinya telah memperhatikan kasus ini sejak Januari 2020. Saat itu pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mendengar adanya penyakit akibat virus yang melanda Wuhan, China, yang saat itu disebut Pneumonia Wuhan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hendak Jual Menu Berbuka, Warung di Jalan Purwodadi-Pati Hangus Terbakar

Anies mengaku mengumpulkan para pimpinan rumah sakit di Jakarta dan membahas virus penyebab Covid-19 sebelum kasus pertama Indonesia muncul. Begitu pula potensinya menyebar hingga Indonesia.

“Jumlahnya terus meningkat pada Januari dan Februari. Kemudian kami segera memberi tugas kepada semua pihak terkait di lingkup Pemprov DKI Jakarta untuk menangani Covid-19 ini,” kata Anies yang dikutip The Sidney Morning Herald, Sabtu (8/5/2020).

Kapal Diterjang Ombak di Perairan Jepara, 4 Nelayan Hilang

Keputusan yang diambil Anies Baswedan soal Covid-19 pada Februari 2020 itu jelas jauh lebih cepat dibandingkan langkah pemerintah Indonesia. Keputusan terkait Covid-19 baru diambil pemerintah pusat sekitar satu bulan setelahnya. Sebelumnya, pemerintah pusat sibuk menyangkal adanya kasus Covid-19 di Indonesia.

Sayangnya, pada saat itu Pemprov DKI Jakarta tidak diizinkan melakukan pengujian spesimen secara mandiri. Alhasil, setiap spesimen yang didapatkan dari pasien harus dikirim ke laboratorium pemerintah pusat untuk diperiksa.

492 PDP Covid-19 di Jateng Meninggal Dunia, 60-an dari Soloraya

Hasilnya, semua spesimen dinyatakan negatif Covid-19. Seakan tidak percaya hasil tes, Anies Baswedan berani berseberangan dengan Menteri Kesehatan yang selalu menyangkal ada kasus Covid-19 di Indonesia. Saat itu Menkes Terawan Agus Putranto meyakini saat itu kondisi Indonesia masih baik-baik saja.

Kasus Tak Tercatat

Bahkan, hingga saat ini Anies juga belum yakin bahwa kurva pertambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai titik balik. Ini berbeda dari keyakinan pemerintah pusat (yang entah berdasarkan apa) yang memprediksi keadaan mulai kembali normal pada Juli 2020.

60 Karyawan Diisolasi, Indogrosir Sleman Tutup Total Online-Offline

Anies Baswedan bersikukuh pada keyakinannya bahwa masih banyak kasus positif Covid-19 yang tidak tercatat dalam laporan harian Gugus Tugas. Dia mengacu pada fakta bahwa jumlah jenazah yang dimakamkan di DKI Jakarta pada Maret hingga April melonjak hingga 25 persen dari rerata bulanan.

Jumlah itu naik sekitar 1.500 kematian per bulannya. Menurut Anies, naiknya angka kematian di Jakarta dan Indonesia ini kemungkinan besar disebabkan oleh Covid-19. “Kami pikir jumlah [kematian dan infeksi] jauh lebih tinggi dari apa yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan,” ujarnya.

Alumnus UII Bantah Pelecehan Seksual, Tantang Korban ke Jalur Hukum

DKI Jakarta kini telah memiliki 23 laboratorium yang mampu melakukan 3.086 tes per harinya. Selain itu, sebanyak enam dari 190 rumah sakit di Jakarta ditunjuk pemerintah pusat sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.

Mudik

Anies pun mendukung keputusan Presiden Joko Widodo yang akhirnya melarang mudik guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Meskipun, seperti banyak pihak, dia menyayangkan aturan itu terlambat diputuskan. Anies memperkirakan sebanyak 1,6 juta orang telah meninggalkan Jakarta untuk mudik kendati jumlah itu jauh menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 7 juta orang.

Awas! Gelombang Kepulangan Puluhan Ribu TKI Mei-Juni

Untuk menghentikan gelombang kedua Covid-19 di DKI Jakarta, Anies akan melarang semua orang yang mudik kembali ke Ibu Kota. Gelombang masuk ke Jakarta bisa terjadi dan diprediksi muncul pada akhir Mei 2020.

Pemprov DKI memang mendapat banyak kritik pedas dari banyak pihak atas keputusan tersebut. Namun Anies menutup rapat telinganya dan meyakini bahwa upaya itu dilakukan agar tidak semakin banyak korban jatuh akibat pandemi Covid-19 di Indonesia.

Rekor Jumlah Kasus Baru 9 Mei, Grafik Covid-19 Indonesia Terus Menanjak

“Saya tidak khawatir tentang apa yang dikatakan media sosial tentang kebijakan kami. Saya lebih khawatir tentang apa yang akan ditulis sejarawan di masa depan tentang kebijakan kami,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya