SOLOPOS.COM - Bus Trans Jogja (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Harianjogja.com, JOGJASikap DPRD DIY seketika melemah terkait rencana penggantian 300 bus kota dengan Trans Jogja pada 2015. Hal ini menyusul adanya penolakan dari ratusan kru bus kota yang mogok kerja dan menduduki Gedung DPRD DIY, Senin (11/11/2013).

Mogok awak angkutan ini dipicu oleh komentar Arif Rahman Hakim, Wakil Ketua Komisi C DRPD DIY beberapa hari sebelumnya. Arif sebelumnya melontarkan penggantian 300 bus kota dengan 154 Trans Jogja setelah rapat finalisasi APBD 2014 bersama Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY pada Rabu (6/11/2013). Skemanya, dua bus digantikan dengan satu bus Trans Jogja, sekaligus untuk melakukan peremajaan bus. Sebab, masyarakat pengguna bus selama ini mengeluhkan keadaan bus kota yang sudah tak layak lagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Arif mengatakan rencana itu merupakan usulan dari Dishubkominfo DIY. Karena ada usulan tersebut, Komisi menolak pengajuan pengadaan mesin penjual tiket otomatis (vending machine) sebesar Rp1,72 miliar. Dengan ada 154 bus baru, rute pun berubah total menjadi sebanyak 13 rute, sampai ke jalur angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Rencananya hanya bakal ada empat operator besar bus Trans Jogja. “Fisiknya silakan dibawa ke Sekarsuli (sentra barang bekas otomotif di Piyungan, Bantul),” ujar politisi PKS kala itu.

Pernyataan tersebut memicu kemarahan para kru bus kota. Sejak pukul 06.00 WIB, Senin (11/11/2013), para kru tersebut mogok kerja untuk menggelar aksi di Terminal Giwangan.

Di DPRD DIY, setidaknya 100 bus memanjang memadati Jalan Malioboro. Halaman Gedung DPRD DIY hanya muat sekitar 30 bus. Kemacetan jalan tak terhindarkan. Setibanya di gedung wakil rakyat sekitar pukul 09.30 WIB, mereka lalu mencari keberadaan Arif yang tengah berada di dalam ruang Fraksi PKS.

Mendengar teriakan massa itu, Arif dengan mengenakan baju batik lengan panjang keluar, tapi tertahan di pintu. Sedikit pengawalan dari kepolisian, Arif mengimbau puluhan kru yang mendatanginya untuk tenang sembari mengangkat kedua tangannya agar massa berhenti berteriak dan memberi kesempatannya untuk menjelaskannya. Namun massa terlanjur marah. Mereka terus menghujat Arif.

Pria berbadan tinggi itu lalu membawa mereka ke ruang rapat lobi DPRD DIY. Kendati begitu, Arif tetap terdesak. Berada di meja pimpinan sidang, massa mengerumuninya dan terus meneriakinya. “Tak pantas Anggota Dewan ngomong seperti itu. Ini soal perut. Wo..sekarsuli,” teriak seorang kru.

Tak ada yang mengendalikan, Humas DPW PKS DIY ini terus berusaha berbicara untuk memohon maaf atas pernyataannya tersebut. Tombol mikrofon yang berada di meja ditekannya. Tapi suara pengeras suara itu tetap kalah dengan teriakan massa yang berulangkali meneriakinya.

Kondisi mereda setelah puluhan aparat polisi memasuki ruangan dan membuat pagar betis mengelilinginya. Beni Wijaya, perwakilan dari awak kru Aspada, Kobutri, Kopata dan Puskopkar tersebut mengambil alih situasi. Ia membacakan sejumlah tuntutan para kru, yang di antaranya supaya penggantian bus itu dibatalkan. Kata Beni, 154 bus Trans Jogja tidak cukup untuk mengganti jumlah bus yang mencapai 300 armada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya