SOLOPOS.COM - BST (JIBI/dok)

Angkutan umum Solo, tarif bus jumbo berkapasitas 60 penumpang sama dengan BST medium.

Solopos.com, SOLO — Pengoperasian armada baru bus Batik Solo Trans (BST) yang bisa memuat 60 penumpang membutuhkan biaya operasional lebih tinggi dibandingkan bus berukuran medium.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati demikian, operator BST Koridor I rute Bandara Adi Soemarmo-Palur (PP) masih memberlakukan tarif sama dengan bus medium.

Kepala Perum Damri Solo, Aris Yulianto, mengatakan pengoperasian bus berukuran besar sejak Rabu (26/10/2016) lalu memberikan kenyamanan lebih bagi penumpang lantaran masih baru dan mesin dalam kondisi prima.

Namun di sisi lain, Perum Damri dihadapkan pada tingginya biaya operasional. “Rasio penggunaan BBM [bahan bakar minyak] bus yang besar otomatis naik. Biasanya konsumsi BBM bus satu liter bisa digunakan untuk empat kilometer, saat ini setiap satu liter hanya bisa digunakan untuk tiga kilometer. Harga ban dan suku cadang bus lebih besar juga lebih mahal daripada bus medium. Keseluruhan biaya operasionalnya pasti lebih tinggi,” jelas dia saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (27/10/2016).

Meskipun biaya operasionalnya naik, Aris memastikan tidak ada perubahan tarif BST Koridor I. Khusus pelajar dipatok senilai Rp2.000, sedangkan tarif penumpang reguler Rp4.500/orang.

“Bus kota ini memang bukan proyek cari untung. Tujuannya menyelenggarakan transportasi umum yang memadai,” terangnya.

Aris menyebut sejauh ini peminat BST dari Bandara Adi Soemarmo masih minim. Saat ini rata-rata penumpang BST yang naik dari Bandara Adi Soemarmo hanya tiga-lima orang untuk sekali perjalanan.

“Dalam sehari penumpang dari bandara ada 70 orang sampai 80 orang. Kalau sedang ramai atau akhir pekan bisa naik menjadi 90 orang per hari,” bebernya.

Menurut dia, saat ini pengguna BST Koridor I masih didominasi pengguna transportasi publik yang berkegiatan di pusat kota. “Harapan kami, segera ada kebijakan khusus sehingga penumpang di bandara tidak enggan naik bus. Selama ini kondisi halte masih cukup jauh dan belum ada fasilitas penunjang,” kata dia.

Kepala Seksi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Taufiq Muhammad, mengatakan tengah mengupayakan agar tarif BST bisa lebih murah untuk menggerakkan minat masyarakat menggunakan transportasi umum.

“Kami sudah usulkan ke pemerintah pusat untuk memberikan subsidi bagi BST. Kalau disetujui, tarif bus bisa lebih murah lagi. Mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi,” ujar dia.

Sebelumnya, Manajer Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo, Yaka Sulistya Wijanarka, menyampaikan rencananya meningkatkan fasilitas untuk mendukung operasional BST di bandara setempat pada 2017.

“Ada dua opsi yang sudah kami siapkan. Pertama, membuat kanopi dari lobi bandara menuju halte Damri untuk meningkatkan kenyamanan penumpang. Kedua, memindah halte Damri di tempat parkir gedung TKI supaya lebih dekat dengan terminal kedatangan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya