SOLOPOS.COM - Bus BST berhenti di Jl Kartini dan Jl Ronggowarsito Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, untuk menurunkan/menaikkan siswa SMPN 3 dan SMPN 18, Kamis (2/1/2020). (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, SOLO -- Dinas Perhubungan (Dishub) Solo sedianya menyediakan 20 unit angkutan feeder (pengumpan) bus Batik Solo Trans (BST) untuk angkutan pelajar SMPN 3 dan SMPN 18 Solo pada hari pertama masuk sekolah semester genap, Kamis (2/1/2020).

Namun, alih-alih 20 unit feeder, Dishub menggantinya dengan delapan unit BST. Kepala UPT Transportasi Dishub Solo, Yulianto Nugroho, mengatakan hal itu karena belum selesainya urusan penyediaan pengemudi feeder dengan pihak ketiga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pengemudi feeder ini kan melalui lelang dan belum selesai sehingga pakai bus dulu. Nanti kalau sudah klir, baru pakai feeder. Kami perkirakan Senin [6/1/2019] sudah pakai feeder sesuai rencana,” ujarnya saat ditemui di SMPN 3 Karangasem, Kamis.

Yulianto mengatakan bus tersebut merupakan bus cadangan sehingga tidak mengganggu operasional BST reguler. Mengenai kesemrawutan pengangkutan siswa di SMPN 3 Solo, dia mengakui titik jemput/angkut di sekolah yang berlokasi di Timuran itu memang fleksibel menyesuaikan situasi lalu lintas.

Libur Tahun Baru, Begini Macetnya Lalu Lintas di Jalur Tawangmangu Karanganyar

Menurutnya, pada jam berangkat maupun pulang siswa ruas-ruas jalan di Solo cukup sibuk sehingga dapat menghambat waktu tempuh. Karenanya, Dishub harus memilih jalur yang paling memungkinkan.

Petugas Dishub dikerahkan untuk mengamankan dan mengatur lalu lintas di lokasi-lokasi yang sekiranya berpotensi terjadi kemacetan agar perjalanan bus tetap lancar.

Dengan begitu lokasi penurunan siswa di Timuran bisa dibuat fleksibel sesuai arah kedatangan bus. Sebagian ada yang turun di sisi utara SMPN 3 (Jl. Ronggowarsito) dan sebagian di sisi barat sekolah (Jl Kartini).

Sebelumnya pengangkutan siswa dari dan ke SMPN 3 Solo semrawut karena siswa diberi tahu ada dua lokasi pemberhentian bus. Siswa pun harus berlarian ke sana ke mari ketika bus ternyata berhenti di lokasi berbeda dengan tempat mereka menunggu.

Selain itu juga belum diatur siswa harus naik di bus yang mana sehingga siswa harus mencari sendiri bus yang masih muat. Hal itu berisiko ada siswa yang tidak terangkut oleh bus.

Polisi Wonogiri Tetapkan 218 Tersangka Kejahatan Sepanjang 2019

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 18 Solo, Rudi Listyanto, mengatakan sudah berupaya mengantisipasi keruwetan tersebut dengan memusatkan penurunan/penjemputan siswa di satu lokasi namun tidak mendapat izin.

“Jadi sementara ini lokasi penjemputan/penurunan masih di samping sekolah sehingga memang kondisinya masih seperti itu. Ini kan juga hari pertama pastinya masih banyak kekurangan. Nanti kami akan evaluasi lagi baiknya,” ujarnya.

Untuk ketertiban siswa dalam hal pengangkutan, SMPN 18 juga sudah menyiapkan kartu khusus bagi masing-masing siswanya. Kartu tersebut berisi nama dan nomor angkutan yang mereka tumpangi.

Namun kartu itu untuk armada feeder, sedangkan pada hari pertama itu siswa diangkut bus. “Kami sudah mengantisipasi dengan ID-card, tapi kan hari ini masih pakai bus. Besok kami bagikan kartunya, sehingga nanti jelas siswa naik angkutannya yang mana,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya