SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus (JIBI/Solopos/Dok.)

Angkutan Lebaran 2015 beragam, namun bus kurang diminati karena dinilai kurang nyaman dan rawan terjebak macet.

Solopos.com, SOLO – Penggunaan bus sebagai moda angkutan mudik Lebaran semakin ditinggalkan. Faktor ekonomi hingga kalah bersaingnya bus dengan moda lain menjadi penyebab berkurangnya pemudik melalui terminal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang dihimpun , Minggu (19/7/2015), jumlah penumpang yang keluar masuk terminal pada H-2 atau Rabu (15/7/2015) tercatat 55.956 orang. Padahal di medio yang sama tahun lalu, terminal bisa menjaring penumpang hingga 135.670 orang atau puncak arus mudik.

Penurunan signifikan berlanjut H-1 atau Kamis (20/7/2015). Penumpang yang keluar masuk sebanyak 50.033 orang, sementara tahun sebelumnya sebanyak 98.267 orang.

Puncak arus mudik di terminal tahun ini hanya menyentuh 65.617 orang dan terjadi H-3 atau Selasa (14/7/2015). “Memang lebih sepi dibanding tahun lalu,” ujar Kepala UPTD Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto.

Eko menyebut ada beragam faktor yang menyebabkan lesunya moda bus pada angkutan Lebaran 2015.

Dia menilai pemudik kelas menengah ke bawah yang sebelumnya menaiki bus memilih mengurungkan niat mudik lantaran beban ekonomi. Diketahui Lebaran tahun ini hampir berbarengan tahun ajaran baru.

“Warga memilih menggunakan uangnya untuk bayar sekolah anak,” tuturnya.

Peningkatan daya saing moda lain seperti kereta ikut membuat bus kepayahan. Eko mengatakan layanan pemesanan tiket jauh-jauh hari semakin membuat warga mantap memilih kereta.

Sejumlah program mudik gratis juga ikut menenggelamkan bus reguler. “Beberapa warga juga sudah pulang kampung saat libur awal puasa lalu. Jadi konsentrasi mudik tahun ini sedikit terpecah,” kata dia.

Anjloknya jumlah penumpang bus berdampak pada pemenuhan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi terminal.

Eko menyebut kecil kemungkinan PAD dari angkutan Lebaran tahun ini akan menyamai tahun lalu yakni Rp200 juta. Angka itu dihimpun selama dua pekan angkutan Lebaran.

“Kelihatannya sulit menyamai, kecuali ada peningkatan luar biasa di arus balik,” ujar Eko.

Seorang pemudik, Handayani, 29, memilih menggunakan kereta untuk menuju kampung halamannya di Kediri. Dia menjadikan bus opsi terakhir untuk armada Lebaran.

“Faktor kenyamanan dan ketepatan waktu aja sih. Di mana-mana bus rawan terjebak macet,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya