SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia yang mengangkut sekitar 46 penumpang pada Rabu, (9/5), di Gunung Salak, Bogor, masih menyisakan berbagai misteri. Fokus semua media, cetak dan elektronik termasuk televisi mengangkat persoalan yang serupa. Masih banyak misteri yang menyeliputi tragedi berdarah itu.

“Mas Bro, sampeyan denger penyebab pasti terjadinya kecelakaan pesawat Rusia itu,” tanya Suto kepada kanca lawasnya Noyo. Suto mencoba memecah keheningan Angkringan Pakdhe Harjo yang  Sabtu sore itu masih jarang pengunjung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sambil membolak balik Harian Jogja, Suto terus mencecar sohib diskusinya itu. “Sudah denger apa belum. Dari tadi kerjaanmu niup-niup teh kerampul terus,” lanjud dia.

“Ya sudah tho…seperti yang dikatakan di tivi itulah…Katanya Gunung Salak yang ada di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu menjadi “kuburan” pesawat terbang. Banyak kejadian di daerah sana. Setiap pesawat yang melewati daerah itu, selalu celaka,” jawab Noyo…

Ekspedisi Mudik 2024

“Lah…Bagaimana mana sampeyan yakin dengan informasi itu?” tanya Suto…

“Begini mas…Seperti yang saya baca…Menurut data, pada 15 April 2004, pesawat Paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport, jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Tiga orang tewas akibat kecelakaan ini.”

“Kemudian pada 20 Juni 2004, pesawat Cessna 185 Skywagon, jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor. Lima orang tewas kala itu. Pada Juni 2008, pesawat Cassa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut.  Kecelakaan itu menewaskan 18 orang.”

“Sekitar 30 April 2009, tiga orang juga tewas setelah kecelakaan terjadi pada pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug yang jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor,” urai Suto sambil menunjukkan koran Harian Jogja dalam beberapa edisi.

“Wah gaya tenan sampeyan…Tak pikir dirimu paham soal kejadian ini di luar kepala…Olalala…ndak tahunya nyontek toh,” kata Noyo…

“Tapi ini belum terjawab lho …Ada lagi dugaan kalau pesawat itu jatuh karena kesalahan manusia yang tidak mengenal medan di Gunung Salak.”

“Kemudian ada juga yang mengaitkan dengan aksi pembajakan,” ujar Suto…

“Kok bisa?” Tanya Noyo.

“Wah…dirimu ini lho…makanya langganan Harian Jogja…Mau tau berita, inginnya yang gratis melulu…Itu ada kabar juga, menurut RIA Novosti, kantor berita Rusia, ada kemungkinan pesawat dibajak.”

“Apalagi ini pasar perdana Sukohi di luar Rusia lho…Sampeyan tahu kan apa nama Negara saingannya Rusia.”

“Makanya mbok baca, dan ikuti terus tho beritanya mas…Walau sudah dibantah oleh Mabes Polri, tapi kecuriaan ini masih belum terjawab. Jadi nggak usah heran, kalau Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev buru-uru membentuk komisi investigasi untuk menyelidiki insiden tersebut.

“Makin hebat sampeyan mas…,” kata Noyo. Dia menepuk-nepuk pundak Suto.

“Oh ya…masih ada lagi…sik…sabar tho…Kabar terakhir, malah ada dugaan kalau penyebab kejadian itu adalah masalah ponsel para penumpang yang menyala di dalam pesawat,” lanjut Suto.

“Ponsel yang menyala, menjadikan system navigasi pesawat terganggu. Konon katanya sinyal ponsel atau radio telekomunikasi di Indonesia ini malah menjadi yang paling parah di dunia…Bahkan para pilot yang melintasi Indonesia bisa mendengar percakapan telepon seks, hingga lagu dangdut.”

“Konyol yo…Gara-gara masalah sederhana, malah muncul ancaman bahaya,” kata Noyo …

“Mestinya kita sadar…Kalau diminta mematikan ponsel di pesawat, yo kudu dimatikan to ya…”

“Tapi, apapun penyebabnya, kita menanti jawaban dari pihak yang berwenang. Semoga hasil penyelidikan dari kotak hitam pesawat itu bisa memberikan jawabab apa yang sebenarnya terjadi, dan antisipasi apa yang harusnya dilakukan kemudian…

“Intinya tetap harus terus memperbaiki diri…

 

Adhitya Noviardi



Wartawan Harian Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya