SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tingginya jumlah anak stunting di Indonesia bisa menimbulkan kerugian negara mencapai Rp300 triliun pertahun.

Solopos.com, MALANG — Kerugian negara akibat stunting mencapai Rp300 triliun/tahun sehingga perlu penanganan terpadu. Pemerintah menargetkan angka stunting di Indonesia dapat berkurang menjadi 20% pada 10 tahun mendatang.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Deputi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N Rosalin mengatakan kerugian negara itu dihitung pada aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

“Karena stunting, maka bisa terjadi lama pendidikan di SD yang normalnya ditempuh 6 tahun bisa molor menjadi 8 tahun sehingga membebani keuangan negara karena biaya pendidikannya ditanggung negara,” katanya di Malang, Rabu (7/3/2018).

Pada aspek kesehatan, stunting berdampak ada penyakit yang mengikutnya sehingga membebani APBN karena subsidi untuk kesehatan menjadi meningkat. Dari aspek ekonomi, juga membebani karena produktivitas mereka yang terkena stuntitng kurang produktif.

Dampak selanjutnya, jika mereka sudah memasuki usia kerja, maka sulit untuk memperoleh pekerjaan yang layak karena kemampuan individu yang terbatas sehingga menjadi miskin. Dengan begitu, mereka menjadi beban negara untuk meningkatkan menjadi tidak miskin lewat program-program pemberdayaan.

Direktur Inklusi Sosial dan Gender Millennium Challenge Account (MCA) Indonesia, pelaksana Hibah Compact dari Millennium Challenge Corporation, Dwi Rahayu Yuliawati Faiz, mengatakan kerugian negara tersebut terutama terkait produktifitas yang rendah. Karena itu, potensi kerugian ekonomi karena kasus ini tinggi.

Sedangkan pada aspek kesehatanm, mereka yang terkena stunting mengalami pertumbuhan fisik dan kognisi yang kurang optimal akibat kurang gizi. Karena itu, mereka gampang terkena infeksi.

Lenny menegaskan ambang batas stunting mencapai 20% dari anak balita, namun di Indonesia masih 29,62% sehingga butuh kerja keras untuk mengurangi angka stunting tersebut.

Dia memperkirakan, Indonesia butuh waktu 10 tahun untuk menurunkan anak stunting hingga 20%. Hal itu mengacu pada penurunan stunting dari 2010-2017. Pada 2010, angka stunting 35,6%, sedangkan pada 2017 berhasil diturunkan menjadi 29,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya