SOLOPOS.COM - Rembuk Stunting yang diselenggarakan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Madiun untuk penuntasan angka stunting di Pendapa Muda Graha, Kamis (7/3/2024). (Istimewa/Pemkab Madiun)

Solopos.com, MADIUN – Pemerintah Kabupaten Madiun sukses menurunkan angka stunting di wilayahnya. Beberapa program yang diandalkan untuk menekan angka stunting ini adalah pemberian makanan tambahan (PMT), optimalisasi bulan timbang, hingga intervensi lintas sektor.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, mengatakan angka prevelensi stunting di Kabupaten Madiun pada Februari telah mencapai 7,33%. Sedangkan angka riil, jumlah anak stunting di Kabupaten Madiun pada Februari 2024 tercatat sebanyak 2.514 anak. Padahal pada periode sebelumnya angkanya mencapai 2.570 anak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Ini data seluruh kabupaten ya. Data ini kami ambil dari bulan penimbangan Februari 2024,” kata Agung kepada wartawan seusai acara Rembuk Stunting yang diselenggarakan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Madiun di Pendapa Muda Graha, Kamis (7/3/2024).

Agung menyampaikan salah satu inovasi yang dilakukan untuk penanganan stunting yakni optimalisasi bulan timbang yang diselenggarakan pada pekan kedua setiap bulannya. Setiap bulan timbang ditargetkan angka kunjungannya sebanyak 95 persen.

“Kalau angka kedatangan tidak sampai 95%, kita ada petugas dari puskesmas untuk mendatangi ke rumah-rumah yang belum bisa menimbangkan balitanya. Dengan cara ini capainnya bisa mencapai 95%,” jelas dia.

Menurut Agung, data-data dari penimbangan ini sangat penting supaya kondisi anak bisa terpantau dan penangannya bisa tepat.

Setelah mengetahui kondisi anak, kata dia, Ketika terdeteksi mengalami stunting akan dilakukan penanganan khusus. Salah satunya dengan pemberian makanan tambahan (PMT).

Di setiap desa juga ada dua kader Posyandu yang bertugas untuk memantau kondisi anak stunting. Mereka dibekali pengetahuan khusus untuk menangani anak-anak stunting. Seperti pemantauan gizi anak, sehingga orang tua anak stunting tidak merasa sendiri dalam merawat anaknya.

“Kita juga punya alat antropometri. Sehingga penimbangan dan pengukuran kondisi anak bisa sesuai. Alat itu sudah sesuai standar. Sehingga tidak ada hasil yang meragukan,” jelas Agung.

Sementara itu, Kepala DPPKBP3A Kabupaten Madiun, Suryanto, menyampaikan angka prevelensi stunting di Madiun pada Februari sudah di angka 7,33%. Angka ini sudah di bawah target angka prevelensi nasional yakni 9,5%.

Dia menyampaikan dalam penanganan stunting ini tidak bisa dikerjakan satu organisasi perangkat daerah (OPD) saja. Namun, perlu ada sinergitas program antar-OPD. Sehingga program yang ada bisa memberikan dampak untuk penangan stunting.

Selain itu, Suryanto menyampaikan ada juga dana desa yang dialokasikan untuk penanganan stunting,

“Dana ADD ini diwujudkan untuk pemberian makanan tambahan. Sehingga anak-anak memiliki asupan gizi yang cukup,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya