SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengemis (Dok/JIBI)

Solopos.com, SOLO — Tingginya angka putus sekolah di Solo membuat jumlah anak jalanan (anjal) berpotensi terus bertambah. Di sejumlah kelurahan seperti Kadipiro, Gandekan dan Penumping, angka anak yang mengikuti wajib belajar 12 tahun hanya menyentuh 50%.

“Hal ini tentunya perlu diberi penekanan. Solo sudah punya BPMKS yang bisa diakses warga secara luas,” ujar Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat PP PA & KB, Anung Indro Susanto.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anung menambahkan upaya percepatan menuju Kota Layak Anak (KLA) pada 2015 terus dilakukan melalui sejumlah kegiatan. Terakhir, pihaknya meluncurkan buku Profil Anak Kota Solo yang berisi strategi, konsep dan sasaran menuju KLA pada 2015.

“Buku ini dibagikan di 51 kelurahan sebagai pedoman dalam berkebijakan. Harapannya kegiatan menyongsong KLA dapat lebih terarah.”

Persoalan anjal memang masih menjadi rintangan Kota Solo menuju KLA pada 2015. Tak hanya anjal dalam kota, Pemkot pun dipusingkan dengan anjal luar daerah yang di-drop hampir setiap hari di Kota Bengawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya