SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ijab Kabul dalam Pernikahan (Dok/JIBI/Solopos)

 Ilustrasi Ijab Kabul dalam Pernikahan (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Ijab Kabul dalam Pernikahan (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Angka pernikahan dini di Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, terbilang masih tinggi. Sedikitnya, 20% hingga 30% dari total pasangan yang melangsungkan pernikahan masih berusia di bawah 21 tahun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam setahun, lebih kurang 520 hingga 530 pasangan mencatatkan pernihakan di KUA Tasikmadu. Namun, 150 pasangan, khususnya mempelai wanita, masih berusia di bawah 20 tahun. Sebagian mempelai wanita bahkan masih berusia di bawah 16 tahun.

“Tapi yang berusia di bawah 16 tahun paling hanya 0,05%, yang masih berusia 17 tahun juga ada tapi persentasenya juga hanya nol koma sekian,” ungkap Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tasikmadu, Aris Purwanto, saat dijumpai Solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (25/10/2013).

Hingga Oktober 2013, KUA Tasikmadu telah mencatat lebih kurang 440 pernikahan. Sementara, sekitar 20% di antaranya termasuk pernikahan dini karena mempelai pria maupun wanita masih berusia di bawah 21 tahun. “Kalau yang laki-laki memang masih ada yang usianya di bawah 21 tahun, tapi tidak sebanyak mempelai wanita,” kata Aris.

Sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, usia minimal bagi laki-laki untuk menikah adalah 19 tahun dan 16 tahun bagi perempuan. Namun, lanjut Aris, seorang laki-laki dan perempuan belum tentu sudah matang secara kejiwaan. “Idealnya ya di atas usia 21 tahun, baru bisa dikatakan sudah matang benar. Kalau menikah dalam usia yang belum matang lebih riskan mengalami perpecahan dalam mengarungi rumah tangga,” ucapnya.

Menurut Aris, sebagian pasangan nekat menikah di usia dini lantaran telah hamil duluan. Lebih dari 10% dari total pasangan yang mencatatkan pernikahan diketahui telah hamil duluan. Bahkan, ada pula remaja usia sekolah yang menikah karena kebobolan.

“Beberapa hari lalu, kami baru saja menikahkan pasangan, yang perempuan masih SMA tapi sudah hamil jadi nekat menikah,” urai dia.

Aris mengatakan pihaknya telah gencar mengadakan sosialisasi kepada masyarakat Tasikmadu untuk menekan angka pernikahan dini. Dia juga mengklaim angka pernikahan dini telah menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Kami sudah menyosialisasikan ke masyarakat, lewat kegiatan kampung dan sebagainya, pernikahan di usia yang matang itu sangat penting, jangan sampai remaja terpaksa menikah karena hamil duluan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya