SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI)

Ilustrasi (JIBI)

SOLO–Meningkatnya jumlah pernikahan menjelang Ramadan, rupanya berbalik arah dengan jumlah kasus perceraian di Kota Solo. Data dari Pengadilan Agama (PA) Kota Solo menyebutkan, jumlah kasus perceraian dalam beberapa bulan terakhir ini cederung turun dibandingkan kasus perceraian beberapa bulan sebelumnya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Panitera Muda Hukum PA Solo, Wassalam, menyebutkan angka perceraian terhitung Maret, April, Mei tahun ini mencapai 225 kasus. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan kasus perceraian pada tiga bulan sebelumnya yang mencapai 246 kasus. “Rata-rata setiap bulan mencapai 70-an kasus perceraian. Namun, tiga bulan terakhir ini cedenrung turun dibandingkan beberapa bulan sebelumnya,” paparnya kepada Solopos.com, Kamis (21/6/2012).

Menurut Wassalam, kasus perceraian di Kota Solo rata-rata masih didominasi oleh gugatan istri. Dengan kata lain, yang meminta cerai paling banyak ialah pihak istri. Ada sejumlah faktor yang memicu gugatan cerai tersebut. Menurut catatan PA Solo, faktor ketidakharmonisan dan ketidakpuasan istri kepada suaminya menempati urutan kedua setelah faktor suami tak bertanggungjawab.

Terpisah, Lurah Sangkrah Pasar Kliwon, Mahendra Nugrahadi, menyebutkan bahwa jumlah warganya yang meminta formulir data untuk perlengkapan administrasi nikah beberapa bulan terakhir ini naik sekitar 40%. Naiknya angka itu sudah menjadi tren setiap kali menjelang Ramadan dan setelah Ramadan. “Rata-rata, sebulan ada 8-10 calon pasangan yang meminta formulir diri N1-N4,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya