SOLOPOS.COM - Mbah Wagiyem, 65, (kiri) dan Mbah Paiman, 74, berbincang di amben kayu rumah mereka di Dukuh Ngundaan RT 003, Desa Glonggong, Gondang, Senin (2/10/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Angka kemiskinan di Kabupaten Sragen pada 2021 meningkat dari 13,38% menjadi 13,83% atau naik 0,45%.

Naiknya angka kemiskinan tersebut didasarkan pada perhitungan statistik oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Meningkatkan kemiskinan di Sragen masih karena alasan pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Naiknya angka kemiskinan Sragen tersebut berada di atas naiknya angka kemiskinan Jawa Tengah (Jateng), yakni 0,38%, yakni dari 11,41% menjadi 11,79%.

Sementara posisi kemiskinan Sragen di Solo berada di angka tertinggi dan Sragen masuk dalam 15 kabupaten/kota zona merah kemiskinan di Jateng.

Data tersebut diungkapkan Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Sragen Dwi Cahyani saat berbincang dengan Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (27/12/2021).

Dwi menerangkan angka kemiskinan tersebut bertolak belakang dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026. Target kemskinan berdasarkan RPJMD, sebut dia, turun 0,5%-0,6% sehingga angka target di 2021 mestinya dari 13,38% menjadi 12,83%.

“Target dan realisasi persis selisih 1% tetapi memburuk. Kendati demikian, kami tetap optimistis di 2026 target kemiskinan di Sragen berada di angka satu digit, yakni 9,98%. Kemiskinan itu dihitung dari pendapatan atau tingkat konsumsi masyarakat. Pandemi Covid-19 dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mengakibatkan aktivitas ekonomi masyarakat secara umum menurun,” jelasnya.

Baca Juga: 51 Desa di Sragen Miskin Ekstrem, 25 Desa Jadi Contoh Penanganan 

Dia menerangkan aktivitas ekonomi yang menurun itu berpengaruh pada pendapatan dan daya beli masyarakat (tingkat konsumsi) menurun. Dwi menyatakan penanggulangan kemiskinan dan intervensi yang dilakukan Pemkab Sragen sudah maksimal tetapi angka kemiskinan Sragen masih berada di atas rata-rata kemiskinan Jateng.

Dia menjelaskan kemiskinan di Jateng semua naik, termasuk kemiskinan di Soloraya juga meningkat. Peningkatan kemiskinan di Sragen, sebut dia, sebenarnya hampir sama dengan naiknya kemiskinan kabupaten/kota di Soloraya tetapi angka kemiskinan Sragen paling tinggi.

Berdasarkan data dari BPS, peningkatan kemiskinan di Soloraya paling tinggi terjadi di Wonogiri sebesra 0,69%, Klaten 0,60%, Sukoharjo 0,55%, Sragen 0,45%, Boyolali 0,44%, Karanganyar 0,40%, dan Solo 0,37%.

Dwi menyampaikan mulai 2022, Pemkab Sragen terus berupaya untuk menekan angka kemiskinan itu sesuai dengan target RPJMD. Dwi merencanakan untuk berdialog dengan BPS Jateng untuk menanyakan metode perhitungan angka kemiskinan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya