SOLOPOS.COM - Petugas menjemput warga yang isoman dan dibawa ke fasilitas isolasi terpadu di Kota Madiun, Jumat (20/8/2021). (Istimewa/Pemkot Madiun)

Solopos.com, MADIUN — Kota Madiun saat ini masih menerapkan PPKM Level 4. Kenaikan angka positif dan angka kematian pasien Covid-19 menjadi salah satu penyebab Kota Madiun tidak kunjung turun level.

Data menunjukkan bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit dan rumah sakit lapangan (RSL) Covid-19 di Kota Madiun menunjukkan angka penurunan yang cukup signifikan. Per Selasa (31/8/2021), sebanyak 81 orang dirawat di rumah sakit dan 118 orang dirawat di isolasi terpadu RSL. Sedangkan warga yang sedang menjalani isolasi mandiri tidak ada.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Namun, ternyata data penurunan BOR rumah sakit itu tidak beriringan dengan angka kematian pasien Covid-19. Hampir setiap hari ada warga Kota Madiun yang meninggal karena virus corona. Pada Selasa, kasus kematian ada dua orang. Sehari sebelumnya ada tiga orang yang meninggal karena Covid-19.

Baca Juga: Rp20 Miliar untuk Insentif 3.992 Nakes Kabupaten Madiun

Melihat kondisi itu, Wali Kota Madiun Maidi menegaskan masih tingginya angka kematian pasien Covid-19 berarti masyarakat banyak yang sakit. Tetapi, tidak mau dirawat di rumah sakit.

Dia mengakui saat ini masih ada sebagian warga yang menolak untuk dites Covid-19, padahal kondisinya sudah memperihatinkan. Maidi mengaku heran dengan warga yang sakit tetapi enggan dirawat di rumah sakit lapangan. Pemkot telah menyiapkan segala kebutuhan dan fasilitas di ruang isolasi terpadu.

Gratis

“Saya itu heran. Kenapa ta tetap ingin dirawat di rumah. Padahal di isoter sudah disediakan obat gratis, tidur gratis, makan gratis. Biaya sudah disiapkan semua. Saya heran loh, kok tidak pada mau,” jelas dia, Selasa.

Baca Juga: Berdayakan Masyarakat, Pemkot Madiun dan Pertamina Berikan Pelatihan 3R

Maidi bercerita dalam beberapa kasus menemui sendiri ada warga yang enggan dites Covid-19, padahal kondisinya sakit.

“Saat hendak dites, bilangnya sehat,” kata wali kota.

Tetapi, saat kondisinya semakin parah dan kemudian pergi ke rumah sakit. Saat diperiksa ternyata thorax-nya sudah putih semua. Setelah dibantu oksigen tidak bisa. Tensi dan saturasinya kemudian drop. Hingga akhirnya meninggal dunia.

“Kalau sakit segera periksa! Covid bukan aib. Perawatan juga gratis semua,” kata Maidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya