SOLOPOS.COM - ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19 (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Angka kematian atau mortality rate pasien positif Covid-19 Sukoharjo kembali melonjak pasca-Lebaran. Hingga 1 Juni, jumlah total pasien positif corona yang meninggal dunia mencapai 447 orang.

Kondisi ini menandakan transmisi penularan Covid-19 tak terkendali saat perayaan Lebaran. Mayoritas pasien positif yang meninggal dunia memiliki komorbid seperti diabetes, jantung, hipertensi, ginjal hingga faktor lanjut usia (lansia).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka merupakan pasien positif dengan gejala yang ditangani khusus di ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sukoharjo. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan peningkatan angka kematian pasien positif corona dipengaruhi tren kasus yang melonjak setelah Lebaran.

Baca Juga: Rumah Warga Gayam Sukoharjo Terbakar Saat Ditinggal Pengajian

Angka kematian dan meningkatnya kasus Covid-19 Sukoharjo ini dpengaruhi kegiatan sosial di masyarakat selama Bulan Puasa dan Lebaran. Misalnya, buka puasa bersama, kegiatan ibadah hingga acara halalbihalal.

“Ada beberapa klaster buka puasa bersama dan masjid yang muncul saat Bulan Puasa. Banyak kegiatan-kegiatan masyarakat yang berkerumun sehingga potensi transmisi penularan virus cukup tinggi,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (2/6/2021).

Yunia menyebut angka kematian tertinggi yakni Kecamatan Nguter sekitar 11,2 persen. Kemudian Kecamatan Polokarto sekitar 9,7 persen, Kecamatan Kartasura sekitar 8,7 persen, dan Kecamatan Weru sekitar 8,6 persen.

Baca Juga: Krisis Air Bersih, Warga Dusun Tugusari Sukoharjo Hanya Mengandalkan Bantuan 

Evaluasi Keterisian Ruang Isolasi RS

Tingginya angka kematian pasien positif Covid-19 Sukoharjo pernah terjadi pada akhir 2020. Kala itu, Sukoharjo berstatus zona merah risiko persebaran Covid-19 yang dipengaruhi tingginya pasien positif yang meninggal dunia.

“Kami sudah berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan Covid-19 Sukoharjo. Pembahasan ditekankan untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif pasca perayaan Lebaran,” ujarnya.

Baca Juga: Remaja Pucangsawit Hanyut Di Bengawan Solo Ditemukan Dekat Makam Mbah Lo

Persoalan ini menjadi tantangan Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo untuk menekan angka kematian pasien positif. Penanganan pasien positif di rumah sakit rujukan Covid-19 harus ditingkatkan. Hal ini dibarengi evaluasi tingkat keterisian tempat tidur di RS rujukan Covid-19.

Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 meningkat hingga 50 persen. “Tingkat keterisian tempat tidur di ICU lebing banyak dibanding ruang isolasi. Akhir-kahir ini, pasien yang dirawat di rumah sakit terindikasi gejala sedang hingga berat,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya