SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Angka kematian atau mortality rate pasien positif Covid-19 di Sukoharjo masih tinggi yakni 56 orang atau 5,2%. Hal ini menjadi perhatian dan pekerjaan serius dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Jamu.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Senin (2/11/2020), angka kematian pasien positif Covid-19 di Sukoharjo tidak menurun dibanding pekan sebelumnya yakni 5,2%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, ada empat daerah di Sukoharjo yang melebihi ambang batas maksimal yang ditetapkan World Healt Organization (WHO) yakni lima persen. Keempat daerah itu yakni Baki, Nguter, Polokarto dan Gatak.

Presiden Prancis Buka Suara Soal Karikatur Nabi Muhammad

Dari 56 pasien positif yang meninggal dunia, 25 orang diantaranya merupakan orang lanjut usia (lansia). Sementara pasien positif berusia 26 tahun-59 tahun yang meninggal dunia sebanyak 29 orang. Ada dua pasien positif remaja berusia belasan tahun yang meninggal dunia.

Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan sebagian besar pasien positif yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Kelompok masyarakat komorbid sangat berisiko tinggi terpapar Covid-19. Jika mereka terinfeksi Covid-19 bisa mengakibatkan gejala parah hingga kematian.

“Kami berupaya menekan angka kematian dengan meningkatkan manajemen tata laksana penanganan Covid-19. Mayoritas pasien positif yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Senin.

4 Pelaku Pembuatan Uang Palsu di Boyolali Ditangkap, 3 Warga Klaten

Para pasien positif dengan gejala bakal menjalani rawat inap di delapan rumah sakit rujukan Covid-19. Mereka dirawat secara intensif oleh petugas medis sampai dinyatakan sembuh.

Selain itu, pencegahan transmisi penularan Covid-19 diprioritaskan untuk kelompok masyarakat berisiko tinggi seperti anak-anak dan lanjut usia (lansia) lantaran imunitas tubuhnya cenderung lemah.

Setiap rumah sakit rujukan Covid-19 memiliki fasilitas serta sarana dan prasarana (sarpras) untuk menunjang penanganan pasien positif. Pasien positif yang dirawat intensif di rumah sakit bakal menjalani terapi suportif dini dan pencegahan komplikasi.

“Ada beragam penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung hingga gagal ginjal. Mereka lebih rentan terpapar Covid-19,” ujar dia.

Ya Ampun! 7 Bocah di Bawah Umur Perkosa Bergilir Remaja 12 Tahun 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo itu menyampaikan kunci utama memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Masyarakat wajib memakai masker saat beraktivitas di luar rumah dan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Untungnya, kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku kesehatan mulai meningkat. Hal ini diikuti para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di warung makan atau lapak saat menjual dagangan setiap hari.

“Perilaku kesehatan dilakukan di lingkungan kantor, sekolah maupun tempat tinggal. Hanya ini cara paling efektif dan sederhana dalam memutus mata rantai penularan Covid-19,” tutup Yunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya