SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu hamil (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Angka kematian ibu ditekan dengan berbagai upaya.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Rendahnya pengetahuan ibu hamil terkait kondisi kehamilan dan janin menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu (AKI). Permasalahan tersebut salah satunya berupaya diatasi melalui program kelas ibu hamil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Staf seksi kesehatan keluarga Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo, Aryuni Sita Heny Astuti memaparkan fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan di wilayah kerja masing-masing. Materi dan pendampingan yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai kondisi kehamilannya.

Di antaranya terkait perubahan kondisi dan bentuk tubuh, keluhan dan perawatan kehamilan, persalinan, hingga pengetahuan seputar infeksi dan penyakit menular seksual. Peserta kelas ibu hamil juga diajarkan mengenai perawatan nifas, pelaksanaan program keluarga berencana (KB) paska persalinan, perawatan bayi, serta berbagai mitos kehamilan yang sebenarnya tidak perlu terlalu diperhatikan karena tidak ilmiah.

Kelas ibu hamil juga dapat dijadikan ajang interaksi dan berbagi pengalaman, baik bagi ibu hamil, suami atau keluarga, maupun petugas kesehatan. Aryuni mengatakan, diskusi terkait berbagai permasalahan dalam kehamilan dan solusinya pun bisa dilakukan. Hal tersebut diharapkan sekaligus menjadi sarana evaluasi untuk mengukur efektivitas kelas ibu hamil.

Pada pertemuan terakhir, peserta dapat diajak melakukan aktivitas fisik, misalnya senam ibu hamil selama 15 hingga 20 menit. “Kegiatan senam hamil dapat dilakukan pada umur kehamilan 20 hingga 32 minggu,” ujar Aryuni.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo, Bambang Haryatno mengungkapkan, AKI di Kulonprogo diklaim sudah jauh di bawah angka nasional. Jumlahnya bahkan cenderung menurun dalam tiga tahun terakhir, yaitu sebanyak tujuh kasus di tahun 2013, lima kasus di tahun 2014, dan dua kasus pada 2015 lalu.

Bambang menjelaskan, berbagai program pencegahan kematian ibu hamil dijalankan dengan mengoptimalkan peran tenaga kesehatan hingga melibatkan keaktifan masyarakat.

“Dulu tren kematian ibu disebabkan faktor langsung, seperti penyakit jantung dan lainnya. Namun sekarang kami juga memperhatikan faktor tidak langsung melalui AMS atau audit medik sosial,” ungkap Bambang kemudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya