SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu hamil (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI -- Jumlah kematian ibu melahirkan di Boyolali disebut masih cukup tinggi. Hingga September ini sudah ada 13 kasus untuk tahun ini.

Hal tetsebut disampaikan Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, Badan Perencanaan Pengembangan dan Penelitian Daerah (BP3D) Boyolali, Khusnul Hadi, setelah menghadiri acara lokakarya Forum Masyarakat Madani (Formmad) Boyolali, di Aula Kantor BP3D Boyolali, Senin (28/9/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan pada 2019 jumlah kasus kematian ibu melahirkan di Boyolali sebanyak 13 kasus. Sedangkan tahun ini sampai dengan September juga mencapai 13 kasus. "Tahun ini baru sampai September, masih ada beberapa bulan lagi, semoga tidak bertambah," kata dia.

Prediksi Skor & Susunan Pemain Liverpool Vs Arsenal

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan jumlah kasus yang dinilai masih cukup tinggi itu dia berharap ke depan bisa ditekan lagi. Untuk itu harus ditemukan dan ditangani hal-hal yang menjadi persoalan pokoknya.

Khusnul mengatakan sejauh ini upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat terus dilakukan. Menurutnya, dinas terkait, yakni Dinas Kesehatan pun sudah memiliki program-program untuk mendorong kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan termasuk sarana dan prasarana kesehatan dinilai juga sudah bagus.

"Menurut informasi, dari kasus yang ada rata-rata muncul pada masyarakat dengan tingkat pendidikan SD dan SMP. Apakah tingkat pendidikan ini memiliki korelasi atau tidak? Ini perlu kami kaji lebih lanjut," jelas dia.

Terkait keberadaan kelompok masyarakat yang fokus terhadap persoalan di Boyolali, seperti Formmad, dia berharap dapat berkolaborasi untuk menangani persoalan yang ada.

"Tentu keberadaan forum ini kami sambut baik. Sebab ada kelompok masyarakat yang komitmen tehadap masalah kesehatan di Boyolali. Walaupun Formmad tidak hanya di bidang kesehatan, paling tidak dengan isu strategis yang ada di Boyolali, dimana kematian ibu yang masih cukup tinggi, diharapkan bisa mendukung dan jadi tangan panjang kami selaku Pemerintah Kabupaten Boyolali," terang Khusnul.

Berbagai Kalangan

Dia berharap program kerja dan visi misi Formmad bisa berjalan baik dan mendukung kemajuan Boyolali. Sementara itu Ketua Formmad Boyolali, Eko Bambang Setyawan, mengatakan Formmad adalah forum yang terbentuk dari berbagai kalangan.

Jokowi: Angka Kesembuhan Covid-19 Indonesia di Bawah Rata-Rata Dunia

"Kami masih terbuka bagi pihak lain yang mau bergabung selama sesuai dengan visi misi kami. Kami mulai terbentuk tanggal 10 September 2020. Formmad bisa berkolaborasi dengan pemerintah maupun swasta untuk membangun Boyolali," kata dia.

Pada kegiatan lokakarya tersebut,isu utama yang diambil adalah mengenai kesehatan ibu dan bayi, termasuk angka kematian ibu dan bayi. "Boyolali angkanya disebut masih cukup tinggi. Untuk itu kami akan ada investigasi dan sosialisasi. Kerja sama dengan Dinas Kesehatan dan bidan desa," lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya