SOLOPOS.COM - Petugas medis tengah mengukur tekanan darah ibu hamil di Puskesmas Grogol, Senin (23/11/2020). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Angka kematian ibu hamil di Sukoharjo melonjak di masa pandemi Covid-19. Hingga akhir November, jumlah ibu hamil yang meninggal dunia sebanyak tujuh orang.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Senin (23/11/2020), angka kematian ibu hamil pada 2017 dan 2018 masing-masing hanya ada empat kasus. Sedangkan angka kematian ibu hamil pada 2019 naik satu kasus menjadi lima kasus. Pada 2020, angka kematian ibu hamil hingga akhir November sebanyak tujuh kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sukoharjo pernah menjadi sorotan saat mencatatkan jumlah kematian ibu hamil tertinggi pada 2015 yakni 20 orang. Angka kematian ibu hamil turun pada 2016 sebanyak 12 kasus. “Angka kematian ibu hamil tergolong tinggi. Masih ada satu bulan hingga akhir tahun. Bisa jadi, ada penambahan kasus kematian ibu hamil,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Medis DKK Sukoharjo, Agus Kristiyanto, saat ditemui Solopos.com, di Puskesmas Grogol, Senin.

Laris Manis, Harga Jahe di Pasar Nguter Sukoharjo Sempat Tembus Rp60.000/Kg

Menurut Agus, penyebab kematian ibu hamil lantaran pendarahan setelah persalinan, komplikasi kehamilan seperti eklamsia yang disertai kejang. Ibu yang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi, ginjal, atau kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko kematian saat hamil maupun proses persalinan.

Tak hanya itu, faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil dari keluarga tidak mampu cenderung kurang mendapatkan asupan gizi yang cukup. “Ibu hamil wajib memenuhi asupan nutrisi yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, asam folat dan zat besi. Ini sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan janin,” ujar dia.

Semilir Hasmat

Guna menekan angka kematian ibu hamil, DKK Sukoharjo mengoptimalkan program Semua Ibu Hamil Melahirkan Harus Selamat (Semilir Hasmat). Para ibu hamil wajib melapor kepada petugas kesehatan sehingga bisa dipantau kondisi kesehatannya secara berkala. Menurut Agus, masih ada ibu hamil yang menyembunyikan kehamilannya dengan beragam alasan.

Hujan Disertai Angin, Rumah Warga Sukoharjo Rusak Tertimpa Pohon Tumbang

Kondisi kesehatan janin dan ibu hamil bakal diperiksa dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau obsgin minimal dua kali selama masa kehamilan. “Standarnya pemeriksaan kondisi kesehatan ibu hamil oleh dokter obsgin setiap bulan. Apabila ada gangguan kesehatan segera terdeteksi lebih dini sehingga bisa mencegah kematian,” papar dia.

Di sisi lain, seorang ibu hamil warga Desa Madegondo, Kecamatan Grogol. Ningrum, mengatakan rutin memeriksakan kandungan setiap bulan. Ningrum tak ingin mengambil risiko terhadap janin yang dikandungnya. Saat ini, janin yang dikandungnya menginjak usia lima bulan. Saat kehamilan memasuki tujuh bulan-delapan bulan, Ningrum diminta memeriksakan kandungan sekali dalam dua pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya