SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu hamil (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Angka kematian ibu (AKI) di Sragen sejak awal tahun ini bertambah menjadi enam kasus hingga akhir Maret 2021. Dua kasus di antaranya karena preeklamsi dan empat kasus lainnya karena Covid-19.

Komunitas Peduli ASI Sragen (Kompass) meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mengaktifkan kembali kelas ibu hamil (bumil) dan memberi fasilitas kesehatan (faskes) khusus bumil yang jauh dari kontaminasi penyakit lain.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan kasus AKI di Sragen hingga Maret sebanyak enam kasus. Padahal target kasus AKI selama 2021 ditekan maksimal 10 kasus.

Baca juga: Jadi Guru Dadakan, Bupati Yuni Ajarkan Hal Penting Ini ke Siswa

Bupati menyampaikan dari enam kasus itu, empat kasus di antaranya karena terkonfirmasi positif Covid-19 dan dua kasus karena preeklamsi.

“Naiknya kasus AKI itu bukan karena tidak ada fasilitas. Untuk menekan AKI, kami akan sosialisasi untuk memahamkan para ibu hamil untuk periksa tepat waktu,” ujar Yuni saat menanggapi pertanyaan dari pegiat organisasi perempuan di Aula Sukowati Setda Sragen, Selasa (30/3/2021).

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto menambahkan kasus di 2020 cukup tinggi yakni 18 kasus karena preeklamsi. Dia melihat ada kebiasaan masyarakat saat merasa butuh bantuan medis baru periksa, termasuk di kalangan ibu hamil.

Baca juga: Kronologi Tabrak Lari Tewaskan Warga Sragen Versi Polisi

“Pandemi memang berpengaruh. Pemkab Sragen mulai berubah dan berpikir cepat untuk menekan AKI. Posyandu dan puskesmas juga ikut berperan aktif," harapnya.

Masyarakat Kurang Nyaman

Ketua Kompass, Laily Novrida, mengatakan memang masa pandemi Covid-19 menyebabkan banyak masyarakat yang agak kurang nyaman bila datang ke fasilitas kesehatan (faskes) umum. Di sisi lain, Laily menyebut ada sebagian tenaga faskes yang membatasi diri menerima pasien.

“Kalau tidak terpaksa mereka enggak mau datang ke faskes. Kondisi ini juga berpengaruh pada kasus AKI. Pemahaman dan mentalitas ibu hamil dan tenaga kesehatan juga berpengaruh terhadap kasus AKI. Faskes dan nakes pascavaksinasi mungkin mulai welcome dan bumil pun bisa kembali nyaman datang ke faskes dengan tetap menggunakan protokol kesehatan,” jelasnya.

Baca juga: CFD Sragen Tidak Jadi Dibuka Lagi April 2021, Masih Zona Kuning Covid-19

Laily yang juga Ketua Pengurus Daerah Nasyiatul Aisyiyah Sragen itu menyarankan kepada Pemkab Sragen untuk memberi faskes khusus bumil yang jauh dari kontaminasi penyakit lain.

Dia mengatakan upaya ini menjadi upaya antisipasi untuk menekan AKI di Sragen. Laily juga mengusulkan alternatif lain, yakni dengan mengaktifkan kembali kelas-kelas bumil di desa-desa.

“Bila perlu ada waktu layanan untuk bumil yang masih bekerja. Biasanya sore hari setelah pulang kerja bisa melayani bumil. Materi kelas bumil itu bisa berupa motivasi untuk meningkatkan percaya diri bumil untuk melalui masa kehamilannya. Materi aplikatif seputar kehamilan dan kesehatan bumil juga bisa diberikan di kelas bumil,” jelasnya.

Dia menambahkan saran untuk cek kesehatan dan tips mengatasi masalah kehamilan, persiapan menyusui, senam bumil, dan solusi-solusi bila ada penyakit juga diperlukan bagi bumil.

Baca juga: Kuliner Legend Soto Girin Sragen: Eksis Sejak 1953, Pantang Dilewatkan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya