SOLOPOS.COM - Petugas penggali kubur memakai baju hazmat dan alat pelindung diri (APD) mengusung peti jenazah saat prosesi pemakaman secara protokol kesehatan (prokes) Covid-19 di TPU Purwoloyo, Jebres, Solo, Rabu (7/7/2021). Menurut petugas, pemakaman warga secara prokes Covid-19 sejak 1-7 Juli 2021 sudah sebanyak 25 jenazah. Data tersebut diprediksi naik jika dibandingkan dengan Juni 2021 yang hanya memakamkan 35 jenazah secara prokes Covid-19. (Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Ahli virologi dan molekuler biologi, Universitas Udayana, Bali, Prof I Gusti Ngurah Mahardika menjelaskan penyebab angka kematian Covid-19 yang tinggi di Indonesia.

Ia mengatakan salah satu penyebabnya adalah sasaran vaksinasi yang belum menyentuh angka 50 persen.

Promosi BRI Peduli Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir di Sumbar dan Jabar

Efek vaksinasi Covid-19 akan terlihat terhadap laju penyebaran Covid-19 jika masyarakat yang divaksin mencapai 50 persen.

Baca juga: Orang Sudah Divaksinasi Bisa Alami Long Covid!

Dia mencontohkan, di negara yang capaian vaksinasi Covid-19 di atas 50 persen, seperti Amerika Serikat dan Inggris, angka kematiannya rendah meski lonjakan kasus positif kembali tinggi.

Sedangkan di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kemenkes, baru 8 persen penduduk Indonesia yanng menerima vaksin Covid-19 secara lengkap, baik dosis pertama maupun kedua.

Baca Juga: Respons Seruan Demo Jokowi End Game, Polda Metro Ajak Tengok RS & Kuburan

“Jadi masih jauh dari herd immunity atau kekebalan kelompok,” jelas dia dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Jumat (23/7/2021).

Pada kesempatan itu, ia juga menyinggung soal efektivitas vaksin Covid-19. Ia mengakui vaksinasi tidak membuat seseorang bebas dari paparan Covid-19.

Baca Juga: Mundurnya Rektor UI dari Wakil Komut BRI Dipuji Kalangan DPR

Namun, dengan vaksinasi bisa menurunkan risiko berat atau bahkan kematian. “Untuk itu amat penting untuk divaksin untuk mengurangi risiko berat,” ujarnya.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan kepada penduduk DKI Jakarta pada kurun waktu 12 Januari sampai 8 Juli 2021, dari 3,21 juta yang telah menerima dosis pertama ada 15.088 tetap terinfeksi Covid-19 atau 0,47%. Yang tidak bergejala sebanyak 8.051 orang dan yang memiliki gejala 6.658 orang. Adapun pasien yang meninggal dunia sebanyak 50 orang atau 0,0016 persen.

Baca Juga: Bantuan Sosial Jateng Akhirnya Cair dalam Program Keluarga Harapan

Adapun dari yang telah menerima vaksin dosis kedua sebanyak 1,94 juta dosis, yang tetap terinfeksi sebanyak 1.896 atau sekitar 0,1 persen. Dari jumlah tersebut 837 tidak bergejala dan sebanyak 1,055 bergejala. Sementara yang meninggal dunia sebanyak 4 orang atau 0,0002%.

Baca Juga:  Waktu yang Dianjurkan untuk Mencukur Bulu Kemaluan Menurut Islam, Kapan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya