SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Angka kematian bayi di Gunungkidul mengalami penunurunan. Pada 2013 tercatat ada 64 kasus kematian bayi.

Kepala Seksi Bian Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Gunungkidul Endang Ismiyati menuturkan angkat tersebt terdiri dari kematian neonatal (0-28 hari) 53 kasus dan post neonatal (29 hari-11 bulan) 11 kasus. Dinas Kesehatan terus berupaya untuk menekan angka kematian bayi.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

“Pada 2010 lalu ada 63 kasus yang terdiri dari 49 kasus kematian neonatal dan 14 kasus kematian post neonatal. 2011 mengalami peningkatan menjadi 123 kasus yang terdiri dari 94 kematian neonatal dan 29 kematian post natal,” tutur dia kepada Harianjogja.com, Kamis (26/12/2013).

Jumlah itu terus turun pada 2012 menjadi 95 kasus kematian bayi yang disumbangkan neonatal 70 kasus dan post neonatal 25 kasus. Endang menambahkan, setiap tahun selalu berusaha menurunkan jumlah angka kematian bayi.

“Penurunan angka ini juga menunjukkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatandan keselamatan bayi sangat tinggi,” imbuh dia.

Endang menambahkan, tanpa adanya pemberdayaan masyarakat dan kerjasama lintas sektor, akan sangat sulit menekan angka kematian bayi. Ia mengakui lonjakan ang terjadi pada 2011 menjadi pelecut semangat untuk lebih menggiatkan program. Pasalnya pada 2011 angka kematian bayi sangat tinggi.

“Kami melakukan pembenahan tenaga-tenaga kami. Kerjasama lintas sektor juga ditingkatkan dan pemberdayaan masyarakat juga terus digalakkan. Semoga setiap tahun menurun,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya