SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Menurunnya angka kekerasan terhadap ibu rumah tangga dinilai sebagai pertanda baik di tahun ini.

Kepala Sub Bagian Pemberdayaan Perempuan Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Gunungkidul Sri Sumiyati menuturkan tahun ini, sampai pekan terakhir Desember, terjadi 16 kasus dari 36 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kasus yang terjadi pada ibu rumah tangga di tahun ini lebih sedikit dibanding 2012 yang ada 29 kejadian dari 59 kasus KDRT.

“Ini menunjukkan sudah ada kesadaran, kekerasan merupakan tindakan yang melanggar harkat dan martabat manusia,” ujarnya, Kamis (26/12/2013).

Sumiyati menambahkan wanita yang menjadi korban kekerasan pun sudah berani melapor ke pihak yang berwenang. Ketika kekerasan terjadi, hal itu sudah menjadi masalah sosial dan bukan lagi masalah privasi. Sri Sumiyati berharap setiap tahun angka tersebut akan terus turun.

Semangat untuk menurunkan angka tersebut semakin tinggi setelah Gunungkidul mendapatkan anugrah Parahita Ekapraya Utama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.

Penghargaan tersebut merupakan penghargaan atas prestasi dan kontribusi dalam mendukung pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Prestasi itu membuat Bupati Gunungkidul, Badingah, bangga. “Penghargaan utama merupakan impian setiap kabupaten. Tentu saja bangga apalagi di Indonesia hanya enam kabupaten dan kota yang mendapatkan tingkat utama. Gunungkidul ada di urutan ketiga,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya