SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Kasatlantas Polres Wonogiri, AKP Dani Permana Putra, memeriksa kelengkapan surat kendaraan salah satu pengendara saat operasi ketertiban kendaraan di di dekat Terminal Ngadirojo, Senin (4/9/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Satlantas Polres Wonogiri melakukan razia ketertiban pengendara.

Solopos.com, WONOGIRI — Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Wonogiri meningkatkan intensitas razia kendaraan bermotor baik siang maupun malam. Hal itu dilakukan lantaran tingginya kasus kecelakaan lalu lintas dengan korban yang meninggal dunia cukup tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasatlantas Polres Wonogiri, AKP Dani Permana Putra, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Muhammad Tora, mengatakan angka kecelakaan di Wonogiri cukup tinggi. Hal itu diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memenuhi standar keselamatan berkendaran dan kelengkapan surat-surat kendaraan.

“Dalam sekali operasi kami menemukan ratusan pelanggaran. Pada prinsipnya operasi ini merupakan kegiatan rutin untuk menekan tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Wonogiri,” ujar Dani, Senin (4/9/2017).

Dia menyebut operasi pemeriksaan kelengkapan berkendara yang digelar di dekat Terminal Ngadirojo, Senin pagi, sebanyak 289 pengendara terjaring karena tidak lengkap. Namun, hanya 28 pengendara saja yang ditilang. Mantan Kanit 7 PJR Kartasura ini menyampaikan, pelanggar langsung dikenai sanksi tilang di tempat atau dengan sistem yang disebut e-tilang.

Menurut dia, pelanggar akan diberikan slip biru untuk pembayaran sanksi di bank yang telah ditunjuk. Sehingga para pelanggar dapat dengan mudah membayar denda. Namun begitu bagi pelanggar yang tidak memikili rekening bank, membayar denda di pengadilan.

“Kami berharap agar pengguna jalan selalu mematuhi peraturan lalu lintas, khususnya kelengkapan kendaraan bermotor. Hal itu juga diharapkan dapat menekan tingginya angka Lakalantas yang kerap berujung maut,” kata dia.

Dani mengungkapkan, operasi pemeriksaan kelengkapan berkendara sengaja dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB, dikarenakan mayoritas korban kecelakaan yang meninggal dunia berusia 15-30 tahun.

“Sehingga kami lakukan penertiban pada jam itu, karena itu jam berangkat sekolah maupun kerja. Harapannya, kesadaran masyarakat semakin meningkat sehingga bisa menekan angka kecelakaan,” jelas dia.

Namun, dia tidak menutup kemungkinan operasi juga dilakukan pada malam hari. Sebab, menurut dia, banyak pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm pada malam hari. “Selain itu, ada balapan liar dan motor knalpot blong saat malam hari,” terang Dani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya