SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecelakaan (JIBI/dok)

Dari data yang ada di Dit Lantas Polda DIY, angka kecelakaan di DIY mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2015

Harianjogja.com, JOGJA– Dari data yang ada di Dit Lantas Polda DIY, angka kecelakaan di DIY mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2015.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di tahun itu tercatat jumlah kecelakaan sebanyak 3.219 kasus dengan jumlah korban jiwa sebanyak 264 orang. Pada tahun 2016 angka kecelakaan di DIY meningkat jadi 3.777 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 463 orang.

Kapolda DIY Ahmad Dofiri pada Launching Pencanangan Tahun Keselamatan Untuk Kemanusiaan Tahun 2017 di Tugu Pal Putih, Kecamatan Jetis, Minggu (30/7/2017), menyebut angka kecelakaan di DIY memang relatif tinggi. Tapi menurutnya itu tidak hanya terjadi di DIY saja, melainkan di banyak penjuru dunia.

Bahkan saking mengkhawatirkannya, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia sampai mencanangkan program Dekade Aksi Keselamatan melalui Komisi Keselamatan Jalan Dunia.

Sedangkan khusus Indonesia, lanjut Ahmad Dofiri, telah disusun Pencanangan Aksi Keselamatan Jalan Indonesia Tahun 2011-2020 yang ditandai dengan terbitnya Intruksi Presiden Nomor 4 tahun 2013, yang tujuan utamanya adalah mengurangi korban kecelakan lalu lintas dan mengajak semua pihak berkontribusi dalam aksi penurunan jumlah korban.

“Polri, khususnya Polantas bersama pemangku kepentingan, melalui Peraturan Presiden Tentang Keselamatan Berlalu Lintas mengkategorikannya dalam lima pilar, yaitu manajemen keselamatan berlalu lintas, jalan berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, pengguna lalu lintas yang berkeselamatan, dan penanganan paska kecelakaan lalu lintas,” jelasnya pagi itu.

Sebagai tindak lanjut, sambungnya, maka tahun 2017 dijadikan tahun keselamatan berlalu lintas, sehingga sepanjang tahun ini akan ada banyak program yang diluncurkan untuk mendukung kegiatan Pencanangan Tahun Keselamatan Berlalu lintas untuk Kemanusiaan.

“Ada program Polisi Masuk Sekolah, Polisi Sahabat Anak, dan Polisi Cilik. Itu bagian dari upaya untuk mendisplinkan masyarakat. Programnya sangat panjang sekali, tidak bisa instan. Oleh karena itu harus ada kesadaran masyarakat, tanpa ada kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas, sulit [mewujudkan keselamatan berlalu lintas],” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya