SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman padi ambruk. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Angin kencang Boyolali ini menerjang Kecamatan Mojosongo, Jumat (25/3/2016) lalu.

Solopos.com, BOYOLALI — Jumlah rumah rusak akibat bencana angin puting beliung di Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, pada Jumat (25/3/2016) petang, mencapai 126 rumah. Kades Metuk, Wukir Santoso, menjelaskan dari 126 rumah rusak, hanya satu rumah milik Gito Rebo, warga Dukuh Tegaljaro, yang roboh, dan satu rumah milik Sugiyat, rusak berat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Untuk sementara Pak Gito tinggal di rumah anaknya yang tak jauh dari rumah Gito sebelumnya. Sedangkan rumah warga lainnya yang rusak, untuk saat ini semuanya sudah diperbaiki. Warga sudah bergotong royong seharian pada Sabtu [26/3/2016], dibantu tim penanggulangan bencana dari kabupaten,” kata Wukir, kepada Espos, Minggu (27/3/2016).

Gito Rebo masuk dalam daftar kepala keluarga (KK) miskin Desa Metuk. Pemerintah Desa (Pemdes) Metuk akan mengajukan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali agar Gito mendapat bantuan perbaikan rumah. Pemdes juga akan mengalokasikan anggaran pemugaran rumah bagi Gito Rebo.

“Sementara untuk bantuan logistik terkait penanganan bencana dari Pemkab Boyolali juga sudah diterima warga, kemarin Sabtu,” imbuh dia.

Wukir menjelaskan bencana angin puting beliung pernah menimpa wilayah Metuk pada 1983. Saat itu, kekuatan pusaran angin juga hampir sama dengan puting beliung yang terjadi Jumat kemarin. Namun, jumlah korban saat itu tidak sebanyak kemarin karena kondisi dan jumlah rumah pada 1983 tidak sebanyak sekarang.

Pada bagian lain, bencana angin puting beliung menyebabkan seorang siswa kelas VI SDN 1 Metuk, Sartini, tidak bisa mengikuti ujian praktik pada Sabtu (27/3/2016). Sartini adalah cucu Gito Rebo. “Ya, kemarin kami sempat mencari-cari kabar kenapa ada siswa yang tidak masuk saat ujian praktik akhir sekolah. Ternyata rumah yang selama ini ditinggali roboh,” kata Kepala SDN 1 Metuk, Haryadi.

Haryadi mendatangi rumah Sartini di Tegaljaro. Saat itu, dia sempat kesulitan karena jalan menuju Tegaljaro tertutup pohon tumbang. “Saat kami tiba di rumahnya, Sartini tidak bisa sekolah karena selain rumahnya roboh, semua baju seragam sekolahnya basah akibat hujan lebat disertai angin pada malam harinya.”

Pihak sekolah akan memberikan kelonggaran pada Sartini untuk bisa mengikuti ujian praktik susulan. “Kami prihatin dengan bencana di Metuk, kami ingin beri dukungan moral kepada salah satu siswa kami jadi kami datangi langsung dan sampaikan untuk bisa mengikuti ujian susulan.”

Sebelumnya, bencana angin puting beliung melanda sembilan dukuh yakni Tegaljaro, Gondangsari, Grenjeng, Sidorejo, Metuk, Diyeng, Dososari, Rejomulyo, dan Rejoso, Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo. Puting beliung telah merusak 126 rumah. Ratusan pohon besar tumbang sehingga menutup seluruh akses jalan desa. Sejumlah ternak warga hilang bahkan padi siap panen juga roboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya