SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Seorang anggota TNI mengalami luka akibat kericuhan seusai penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS) Pilkades Pucang Miliran, Kecamatan Tulung, Klaten, Rabu (13/3/2019). Anggota TNI tersebut mengalami luka di dahi.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kericuhan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB setelah panitia rampung membacakan hasil perolehan suara. Ada tiga calon kepala desa (cakades) di Pilkades Pucang Miliran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka yakni Subandiyo dengan perolehan 301 suara, Kabib Mustofa yang juga petahana meraih 1.019 suara, serta Ratih Rastika Sari dengan perolehan 1.002 suara.

Seusai penghitungan suara, massa pendukung para cakades masih berada di sekitar tempat pemungutan suara (TPS) di samping kantor desa setempat. Ada kelompok massa pendukung salah satu cakades yang mencoba masuk ke TPS guna memprotes panitia.

Polisi, anggota TNI, dan petugas linmas di TPS menenangkan massa agar tidak masuk ke TPS. Namun, massa terus bergerak hingga melemparkan sejumlah barang termasuk kursi.

Akibat kejadian itu, anggota Koramil Tulung, Sertu Triyono, terkena lemparan kursi besi di bagian dahinya. Ia lantas menyelamatkan diri dan dibantu warga ke poliklinik di desa setempat hingga mendapatkan dua jahitan untuk menutupi luka.

Kericuhan berakhir setelah massa membubarkan diri. Sementara pagar pembatas TPS yang terbuat dari bambu serta seng dirusak massa.

Kapolsek Tulung, AKP Suyarta, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Aries Andhi, mengatakan saat kejadian ada 10 polisi yang berjaga di lokasi penghitungan suara TPS Pucang Miliran. Jumlah itu belum termasuk anggota TNI serta linmas.

Mereka disebar termasuk mengamankan tiga calon kepala desa (cakades) untuk segera meninggalkan lokasi penghitungan suara. “Massa sebegitu banyak dan saling melempar barang hingga mengenai salah satu anggota TNI. Memang ada warga yang kami amankan ke polsek untuk menghindari dikeroyok massa. Tetapi semalam sudah pulang,” ungkapnya saat ditemui di kantor Kecamatan Tulung, Kamis (14/3/2019).

Kapolsek menjelaskan ada penambahan personel keamanan dari Polres Klaten serta bantuan dari anggota Polres Boyolali serta Brimob yang ditugaskan membantu pengamanan pilkades di Klaten. Mereka stand by di mapolsek hingga Kamis.

Sementara itu, untuk menjaga suasana kondusif di Pucang Miliran, polisi menggelar patroli rutin. “Patroli kami rutinkan dan kami silaturahmi ke kantong-kantong massa. Yang penting situasi kondusif tetap dijaga. Untuk anggota polisi yang saat kejadian mengamankan lokasi sudah ditarik semua,” jelas dia.

Anggota Koramil Tulung, Pelda Syafrudin, mewakili Danramil Tulung, Kapten Cpl. Tri Djoko, menjelaskan ada dua anggota TNI saat kericuhan terjadi di TPS Pucang Miliran. “Semua anggota konsentrasi melaksanakan pengamanan pilkades. Soal anggota yang terluka, itu sudah menjadi risiko tugas. Kami tetap patroli bersama polisi,” katanya.

Sementara itu, perwakilan tim sukses salah satu cakades di Desa Pucang Miliran mendatangi kantor Kecamatan Tulung untuk meminta klarifikasi terkait penghitungan suara di desa tersebut, Kamis (14/3/2019).

Perwakilan tim sukses berjumlah delapan orang tersebut ditemui Camat Tulung, Rohmad Sugiarto, Kapolsek Tulung, AKP Suyarta, serta Wakapolres Klaten, Kompol I Komang Sarjana. Pada kesempatan itu, mereka juga ditunjukkan tiga kotak suara di TPS Pucang Miliran yang sebelumnya diamankan di koramil pascakericuhan.

Seluruh kotak suara tersebut disimpan di kantor kecamatan dalam kondisi tersegel oleh panitia. Camat Tulung, Rohmad Sugiarto, mengatakan kedatangan perwakilan tim sukses salah satu cakades menyampaikan ada sejumlah indikasi kecurangan. Ia meminta agar indikasi kecurangan itu diadukan secara resmi ke Dispermasdes.

“Mereka menyampaikan indikasi kecurangan. Saya sampaikan kalau ada indikasi kecurangan silakan buat surat protes ke Dispermasdes. Tentu mestinya Dispermasdes mengundang semua unsur. Kalau tidak ada titik temu silakan ke jalur hukum. Itu lebih elegan dibanding cara yang tidak elok. Mereka semua menerima penjelasan tersebut,” jelas dia.

Sementara itu, perwakilan tim sukses salah satu cakades memastikan kondisi di Pucang Miliran sudah kondusif dan warga tenang. “Teman-teman sudah kami kondisikan. Intinya dari tim kami merasa ada yang dicurangi. Makanya kami ingin melaporkan,” kata perwakilan tim sukses tersebut yang enggan menyebutkan namanya saat ditemui di kantor Kecamatan Tulung.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, indikasi kecurangan itu seperti dugaan saksi yang akan memprotes tak terlalu ditanggapi panitia. Selain itu, dugaan adanya penggelembungan suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya