SOLOPOS.COM - Anggota DPRD Solo Honda Hendarto. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Politikus senior PDIP Solo, Honda Hendarto, yang sudah lima periode menjadi anggota DPRD Solo memberikan tanggapannya terkait konflik internal banteng vs celeng di partainya yang kian memanas.

Honda menyatakan perbedaan pendapat di internal partai merupakan hal yang sangat wajar. Apalagi di era demokrasi seperti sekarang ini. Seperti yang terjadi ketika momentum Pilkada Solo 2020.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Yang belum lama kita alami itu pada Pilkada 2020. Kami semua sangat bahagia, enjoy dengan perbedaan pendapat tersebut sebagai sebuah dinamika politik dan berdemokrasi, dengan saling menghormati,” ujarnya, Jumat (15/10/2021).

Baca Juga: Soal Banteng Vs Celeng, Gibran: Memange Aku Celeng?

Seperti diketahui, pada Pilkada 2020, DPC PDIP Solo mengusulkan pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa sebagai cawali-cawawali. Pasangan itu diusulkan ke DPP PDIP untuk mendapatkan rekomendasi sebagai cawali-cawawali Solo.

Namun saat itu muncul sosok Gibran Rakabuming Raka yang mendaftarkan diri sebagai cawali Solo melalui DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng). Setelah melalui serangkaian fit and proper test, rekomendasi jatuh kepada Gibran-Teguh.

“Ending dari itu semua [perbedaan pendapat] kan berakhir bahagia. Ketika palu diketuk Ketum Megawati, semua komponen partai bergotong royong, bersatu padu, merapatkan barisan untuk mencapai tujuan yang ditentukan,” kata anggota DPRD Solo dari FPDIP itu.

Baca Juga: Ogah Terjebak Narasi Banteng Vs Celeng, Gibran Fokus Pemulihan Ekonomi

Semboyan Bernegara

Honda mengatakan saat itu tidak ada kader PDIP Solo yang menggerutu atau tidak taat dengan perintah partai atau rekomendasi itu. Hal tersebut terbukti dengan raihan suara Gibran-Teguh yang menurutnya sesuai target partai.

“Itu lah hebatnya kader-kader PDIP di bawah komando Ketua DPC PDIP Solo, Pak Rudy. Kami selalu diingatkan oleh Pak Rudy, bahwa kami sudah ditinggali semboyan bernegara dan berbangsa oleh para pendiri bangsa ini,” terangnya.

Baca Juga: Bentuk Ormas Baru, Sukarelawan Jokowi Besok Deklarasi Dukung Ganjar

Semboyan tersebut, menurut anggota Komisi II DPRD Solo, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. Semboyan bangsa Indonesia itu terpampang di lambang Garuda Pancasila yang menjadi dasar negara.

“Berbeda-beda pada akhirnya tetap satu. Itu landasan kami berorganisasi. Perbedaan pendapat itu sangat indah, dan pada akhirnya keputusan Ketua Umum lah yang wajib kita capai dan wujudkan bersama, demi kebesaran partai,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya