SOLOPOS.COM - Sekretaris Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, menjadi pembicara workshop di Hotel Syariah Solo, Sabtu (18/9/2021) petang. (Solopos-Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Sistem pendidikan di Indonesia dinilai memiliki banyak kelemahan, terutama ketika terjadi pergantian kekuasaan. Selama ini kecenderungannya ketika terjadi pergantian kekuasaan, sistem pendidikan ikut mengalami perubahan.

Padahal semestinya sistem pendidikan bersifat berkelanjutan. Pendapat itu disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR, Agustina Wilujeng Pramestuti, saat menjadi pembicara Workshop Pendidikan Peran Guru dalam Mencetak SDM Unggul Menuju Indonesia Emas Tahun 2045 di Hotel Syariah Solo, Sabtu (18/9/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dan tidak bisa secara ekstrem, harus secara inkremental. Karena jika terjadi suatu kesalahan, tidak bisa diperbaiki lagi, tidak bisa kita memutar waktu kembali,” ujar dia. Kesalahan itu menurut Agustina akan menjadi noktah merah yang selalu diingat para siswa. Untuk itu harus sangat hati-hati dalam menentukan sistem pendidikan nasional.

Baca juga: Selamat! SMAN 4 Solo Juara Festival Musikalisasi Puisi Jawa Tengah, SMKN 8 Solo Ketiga

Secara khusus politikus PDIP dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV Jawa Tengah (Jateng) itu memuji kinerja Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim.

“Kita beruntung memiliki Mendikbudristek yang sangat visioner dengan berbagai macam program yang memberikan gambaran akan prospek upaya kemajuan mutu pendidikan di Indonesia,” sambung dia.

Konsep Guru Penggerak

Tapi Agustina mengakui masih terdapat beberapa kekurangan ketika proses peralihannya. Salah satunya ihwal guru penggerak, yang secara konsep bagus, tapi implementasi di lapangan belum sesuai harapan.

“Para guru penggerak yang sudah siap meluncur ini ternyata belum dilengkapi dengan berbagai macam muatan maupun persiapan yang matang,” ungkap Agustina.

Baca juga: Viral Pria Mirip dengan Didi Kempot, Netizen Langsung Rindu sang Legenda

Agustina berharap Nadiem bisa bertahan lama sebagai Mendikbudristek. Tujuannya agar program-program baik yang telah disusun dan dipersiapkan bisa diterapkan secara optimal untuk kemajuan siswa.

“Saya yakin di tangan kita generasi muda akan kita antarkan untuk memahami bagaimana mempertahankan NKRI dengan semestinya,” kata dia.

Profil Pelajar Pancasila

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, menguraikan setiap elemen bangsa berhak atas akses pendidikan atau merdeka belajar yang layak.

Baca juga: Perempuan Boyolali Pecah Ketuban saat Hendak Tes SKD CPNS Solo

Tujuannya mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk mewujudkan generasi emas bangsa tahun 2045. Menurutnya, generasi emas bukan semata siswanya pintar. Tapi anak-anak juga mempunyai karakter dengan profil pelajar Pancasila.

Karakter itu yakni pelajar sepanjang hayat yang menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Ada enam indikator yang menjadi tolok ukur pelajar Pancasila. Dari enam indikator tersebut, hanya satu indikator yang terkait kemampuan kognitif atau nalar kritis. Sedangkan lima indikator lain berkaitan dengan karakter.

“Generasi emas 2045 bukan orang yang pintar, tapi bernalar kritis ditandai dengan literasi dan numerasi. Untuk mencapai kondisi itu di Renstra Kemendikbud sudah dicanangkan program-program. Program ini terkait guru dan tenaga kependidikan. Apa ada yang sekolahnya menjadi sekolah penggerak? Nah itu salah satu program prioritas yang saya maksudkan,” terang Nunuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya