SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus Covid-19 varian Omicron. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Anggota DPR RI Komisi IX dari Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen yang biasa disapa Gus Nabil menilai Indonesia sekarang ini lebih siap menghadapi ancaman persebaran varian baru Covid-19, Omicron.

Kewaspadaan dan langkah antisipatif juga terus dilakukan pemerintah. Salah satunya perpanjangan masa karantina perjalanan luar negeri dari hanya tujuh hari menjadi sepuluh hari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain itu, ketersediaan bed di rumah sakit juga sudah cukup. Disusul pasokan oksigen dan obat-obatan yang juga memadai. Kendati demikian, Gus Nabil meminta masyarakat tetap waspada dengan patuh menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Baca Juga: Disdag Solo: Tak Ada Tambahan Batas Waktu Pindahan Pedagang Pasar Legi

Sejauh ini menurutnya tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia relatif lebih baik ketimbang Inggris. Karena itu pula Gus Nabil meyakini Indonesia lebih siap menghadapi Omicron.

“Syukurnya sejauh ini tingkat kepatuhan masyarakat cukup baik. Karena seberapa banyak pun yang disiapkan, kalau tidak diikuti kepatuhan masyarakat ya nantinya enggak berarti,” katanya kepada wartawan di Solo, Rabu (5/1/2022).

Baca Juga: Ibadah Umrah Dibuka, Jemaah asal Solo Pilih Menunda Gegara Karantina

Vaksin Booster

Pada sisi lain, Gus Nabil mendesak pemerintah menggratiskan vaksin booster Covid-19. Menurutnya, seluruh masyarakat Indonesia harus mendapatkan fasilitas gratis agar pemerataan vaksin segera terwujud. Selanjutnya harapannya aktivitas kembali normal, kemudian ekonomi semakin tumbuh.

Gus Nabil juga memastikan anggaran pemerintah cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksin tersebut. Apalagi Kementerian Kesehatan digelontor cukup banyak dana untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Groundbreaking Rel Layang, Jalur Utama Simpang Joglo Solo Tetap Dibuka

“Anggarannya saya rasa juga cukup. Anggaran yang disiapkan cukup banyak. Kami juga meminta pemerintah memberikan dana yang proporsional terkait penanganan pandemi maupun pemulihan ekonomi. Gunakan dana seefisien mungkin sesuai dengan kedaruratan anggaran,” terangnya.

Mengenai teknis pemberian vaksin gratis dan mandiri, menurut Gus Nabil, cukup sulit pelaksanaannya. “Vaksinasi pertama dan dua dulu juga sulit membedakan yang mandiri dan gratis. Saya kira lebih mudah kalau disamakan saja semua. Anggarannya juga cukup,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya