SOLOPOS.COM - Anggoro Widjojo (Detik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Berkat menjalin kerjasama dengan China, KPK berhasil menuntaskan hutang dengan memulangkan buronan Anggoro Widjojo. Namun proses untuk pemulangan Anggoro di negara itu, termasuk berkoordinasi dengan aparat setempat, bukan perkara mudah.

“Waktu untuk KPK bisa masuk ke China itu bukan sesuatu yang mudah,” ujar Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di kantornya, Jl Rasuna Said, Jaksel, Jumat (31/1/2014) dinihari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

KPK harus melewati sistem koordinasi yang begitu berbelit dalam pemulangan Anggoro ke Indonesia. “KPK terus melakukan koordinasi dengan Hong Kong, Kemenlu, Ministry of Public Security, dan kejaksaan China. Selanjutnya, pihak imigrasi mendapat kepastian tentang keberadaan tersangka dan identitas tersangka dengan pemerintahan China,” jelas Ketua KPK, Abraham Samad, dalam konferensi pers di kantornya, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2014).

Jauh sebelum menemukan keberadaan Anggoro, KPK pun telah melacak perjalanannya. Anggoro sejak tahun 2009 diketahui berkali-kali berpindah tempat hingga akhirnya ditangkap saat melakukan perjalanan pulang ke Shenzhen setelah jalan-jalan di Hongkong.

“Lintasan terakhir adalah 27 Januari 2014 dari perjalanan dari Shenzen ke Hongkong, kemudian ketika kembali lagi ke Shenzen ditangkaplah di sana,” jelas Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto.

Pihak Ministry of Public Security (MPS) saat itu menangkap Anggoro saat berada di check point perbatasan Cina dan Hongkong. Selanjutnya pihak MPS menghubungi kepolisian setempat. Tak sampai di situ, setelah ditangani oleh kepolisian Cina, Anggoro dibawa menuju Guangzhou. Di situlah Anggoro diserahkan pada pihak imigrasi Indonesia.

“Ketika kembali lagi ke Shenzhen ditangkaplah di sana kemudian dibawa ke Guangzhou, nah Guangzhou adalah ibu kota dari Guang Dong, jadi itu prosesnya,” tambah Bambang.

Namun akhirnya, KPK berhasil melakukan koordinasi dengan China. Menurut Bambang, hal tersebut tak terlepas dari peran China dan Indonesia di APEC. “Sekarang ini China adalah chair APEC. Mereka memang ingin untuk bertekad saling membantu dalam pemberantasan korupsi,” ujar Bambang.

Berkat kerjasama antara KPK-imigrasi Indonesia dan Imigrasi China, Anggoro berhasil ditangkap. Petugas imigrasi China mendeteksi Anggoro yang melintas dari jalur darat dari Hong Kong menuju Shenzhen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya