SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Anggito Abimanyu mundur. Pengunduran tersebut lantaran dia merasa harga dirinya diabaikan lantaran tidak terpilih sebagai Wakil Menteri Keuangan. Padahal, sebelumnya jabatan tersebut telah diberikan oleh Presiden SBY kepadanya.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia Rocky Gerung menilai, Anggoto menjadi korban dari kartel politik yang saat ini dimainkan oleh SBY dan Aburizal Bakrie.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jelas Anggito jadi korban,” kata Rocky Geruh, Sabtu (22/5).

Anggito, menurut Rocky, berada dalam posisi tarik ulur antara kepentingan Golkar untuk memasukkan namanya, dengan kepentingan SBY yang ingin agar

“Nama Pak Anggito adalah nama yang ‘berbunyi’ di Golkar. Ada kartel, kesepakatan antara Presiden dan Ical, dua-duanya ingin memanfaatkan,” imbuhnya.

Rocky mengatakan, kultur Presiden SBY dalam merekrut para pejabat memang suka memberi janji, memberi harapan, tapi ternyata kadang tidak ditepati. Hal ini juga terjadi saat Calon Menkes di Kabinet Indonesia Bersatu II, Nila Juwita Afansa Moeloek. Meski sudah menjalani serangkaian tes, Nila toh akhirnya tak diangkat sebagai menteri.

“Kultur politik Presidein memangs eperti itu. Pola dia merekrut pejabat, semua orang pernah dipanggil, pernah dijanjikan. Tapi tidak ditepati,” imbuhnya.

Dia menilai positif langkah Anggito yang kembali ke kampus UGM untuk mengajar. “Itu langkah yang tepat supaya kembali ke kampus dan merefleksi ulang ilmu yang dimiliki,” ujarnya.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya