SOLOPOS.COM - Ilustrasi anggaran (freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pos anggaran penanggulangan bencana yang diterima oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo tahun 2022 hanya sebesar Rp921 juta. Meskipun begitu, angka tersebut dinilai sudah mencukupi lantaran potensi risiko bencana di Sukoharjo terhitung rendah.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, mengatakan total anggaran yang diterima BPBD Sukoharjo setiap tahunnya berkisar di angka Rp2,5 miliar. Alokasi anggaran tersebut masing-masing diperuntukkan bagi program penunjang sebesar Rp1,663 miliar dan program penanggulangan bencana sebesar Rp921 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meskipun alokasi untuk penanggulangan bencana terhitung kecil dibandingkan wilayah lain, namun Sri Maryanto mengaku nominal tersebut sudah mencukupi untuk Kabupaten Sukoharjo.

Baca juga: Sukoharjo Siaga Bencana Puncak Musim Hujan hingga Maret

“Anggarannya memang tidak sebesar sejumlah kabupaten lainnya. Alasannya karena potensi risiko bencana tiap wilayah itu beda-beda. Kalau Kabupaten itu punya risiko bencana yang besar, otomatis anggaran yang dialokasikan akan semakin besar. Tapi di Sukoharjo itu kan beda, risikonya tidak terlalu banyak dan tidak besar. Jadi anggaran sejumlah itu sudah cukup untuk program penanggulangan bencana,” ucap dia kepada Solopos.com, Jumat (14/1/2022).

Anggaran Belanja Tak Terduga

Meskipun hanya dialokasikan anggaran penanggulangan bencana sebesar Rp921 juta, namun Maryanto mengatakan anggaran untuk penanganan bencana berpotensi diajukan kembali melalui pos anggaran belanja tak terduga (BTT). Tercatat, pada tahun 2021, BPBD Sukoharjo menganggarkan sebanyak Rp50 miliar untuk penanganan bencana di Sukoharjo melalui anggaran BTT.

“Nanti apabila ada darurat, kami masih bisa mengajukan anggaran lagi melalui BTT. Untuk saat ini, anggaran yang kami terima sudah cukup memadai untuk program kegiatan di BPBD Sukoharjo,” beber dia.

Baca juga: Begini Keseruan Anak-Anak SD di Polokarto saat Geropyok Tikus di Sawah

Pada pemberitaan Solopos.com sebelumnya, Sri Maryanto mengatakan saat ini langkah yang dilakukan BPBD Sukoharjo pada awal tahun 2022 lebih difokuskan pada mitigasi bencana dampak La Nina di puncak musim hujan.

Pasalnya, pada periode tersebut, seluruh wilayah di Sukoharjo berpotensi ancaman angin kencang serta banjir dan tanah longsor di sejumlah titik. Pihaknya tak ingin korban jiwa yang muncul pada tahun 2021 di periode yang sama terulang kembali.

“Kondisi saat ini yang kami perhatikan lebih ke angin kencang. Soalnya berdasarkan data yang kami miliki, angin kencang juga mendominasi bencana yang terjadi pada tahun 2021 sebanyak 33 kejadian. Apalagi tahun 2021 ada korban jiwa. Kami tidak ingin tragedi itu terulang lagi kali ini,” ungkap dia kepada Solopos.com, Kamis (13/1/2022).

Baca juga: Rumah Roboh, Suyoto Warga Grogol Sukoharjo Dapat Bantuan dari Baznas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya