SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA–Pagu indikatif anggaran 2014 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dipangkas menjadi Rp16,26 triliun dari yang sebelumnya Rp25,1 triliun. Pemangkasan itu disebabkan masih belum stabilnya perekonomian dunia.

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan pemangkasan pagu kementeriannya adalah hal yang logis, sebagai konsekuensi dari terus tertekannya perekonomian nasional. Meski begitu, dirinya tetap yakin dapat memperjuangkan penambahan pagu lembaga yang dipimpinnya untuk mencapai seluruh target yang telah ditetapkan.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

“Ini [pagu indikatif] sementara, karena masih akan diperjuangkan tambahannya. Penurunan pagu ini adalah konsekuensi logis dari situasi ekonomi dunia yang mempengaruhi asumsi makro perekonomian nasional, karena situasi kurs juga berubah,” katanya di Gedung DPR Jakarta, Rabu (18/9/2013) tengah malam.

Dalam pagu indikatif baru itu, Kementerian ESDM melakukan sejumlah penyesuaian, seperti anggaran inisiatif baru yang hanya dipatok Rp2,1 triliun, dan anggaran baseline Rp800 miliar.

Anggaran inisiatif baru itu akan digunakan untuk membiayai program diversifikasi dan konversi energi sektor rumah tangga, transportasi dan pembangunan SPBG, sedangkan anggaran baseline akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.

Wacik menegaskan tidak akan memangkas anggaran program yang menyentuh masyarakat langsung, seperti penambahan transmisi dan jaringan listrik baru. Dana Rp800 miliar anggaran baseline tahun depan digunakan untuk menambah progres proyek pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk eksisting.

Kemudian dana itu juga akan digunakan untuk membangun 3 gardu induk di Kalimantan dengan total kapasitas 180 MVA, pembangunan kabel bawah laut 20 kV di Kepulauan Seribu dengan panjang 42 kilometer, penambahan kapasitas 5 gas insulated switchgear di DKI Jakarta dengan total kapasitas tambahan trafo 300 MVA.

Selanjutnya, penambahan 2 gardu induk di Jawa Barat dengan total kapasitas tambahan trafo 120 MVA, penambahan kapasitas 4 gardu induk dan gas insulated switchgear di Jawa Tengah dengan total kapasitas tambahan trafo 240 MVA, dan penambahan kapasitas 1 gardu induk di Jawa Timur dengan total kapasitas tambahan trafo 60 MVA.

Selain itu, Kementerian juga akan menggunakan dana dari pengetatan pagu anggaran program untuk pejabat eselon satu, untuk menutupi kebutuhan anggarannya. “Perjalanan ke luar negeri para eselon satu itu semuanya dicoret dan rapat tidak boleh lagi di hotel, cukup di kantor saja,” ujarnya.

Sesuai data Kementerian ESDM, pemangkasan pagu indikatif itu berdampak pada sejumlah program. Anggaran program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis dikurangi Rp75 miliar, anggaran program pembinaan dan pengusahaan mineral batubara Rp55 miliar, dan anggaran program penelitian, mitigasi dan pelayanan geologi Rp22,19 miliar.

Pemangkasan pagu indikatif itu disayangkan oleh sejumlah anggota Komisi VII DPR. Rendahnya penyerapan anggaran oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dianggap menjadi penyebab utama Kementerian ESDM mendapatkan pemangkasan pagu hingga Rp8,83 triliun.

Johny Allen Marbun, anggota Komisi VII DPR, mengatakan hingga kini penyerapan anggaran sektor ketenagalistrikan masih sangat rendah. Padahal, anggaran ketenagalistrikan memiliki porsi lebih dari 50% dari total anggaran Kementerian ESDM.

“Anggaran ini diserahkan penggunaannya kepada PLN, tetapi sampai hari ini saya belum dapat rumusan bagaimana penugasan penggunaan anggaran itu,” tuturnya.

Menurutnya, tidak terserapnya anggaran ketenagalistrikan oleh PLN menyebabkan persoalan di berbagai daerah, seperti kurangnya pasokan listrik dan berujung pada pemadaman bergilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya