SOLOPOS.COM - Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar menyemprotkan cairan disinfektan di Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (3/3/2020). (Antara-Fikri Yusuf)

Solopos.com, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah Indonesia memberikan insentif besar berupa anggaran influencer dan diskon tiket pesawat di tengah wabah virus corona terus mendapat kritik tajam. Alih-alih melakukan pencegahan, pemerintah justru memilih menyelamatkan industri pariwisata dengan insentif besar.

Salah satu langkah yang dinilai aneh adalah pemberian diskon 50% tiket pesawat untuk penerbangan ke 10 daerah destinasi wisata. Ke-10 daerah itu adalah Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pandan, dan Tanjung Pinang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, menilai kebijakan itu menunjukkan kebijakan Pemerintah Jokowi masih lebih fokus terhadap masalah ekonomi di tengah wabah. Padahal sebenarnya pertumbuhan ekonomi sudah lama diprediksi tertekan meski tanpa wabah virus corona.

Identitas Pasien Virus Corona Bocor, Ahli Kesehatan: Bisa-Bisa Tetangganya Kena PHK

"Tapi pemerintah justru membuat kebijakan menarik wisatawan asing datang ke Indonesia, tiketnya diberi insentif 50% untuk datang ke wilayah yang berisiko tinggi terkena virus corona, mana ada turis yang mau datang," kata Bhima dalam program Mata Najwa yang ditayangkan Trans7, Rabu (4/3/2020) malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain soal insentif diskon tiket pesawat, Bhima juga mengkritik keputusan pemerintah lainnya yang kontroversial, yakni anggaran Rp72 miliar untuk promosi dan influencer untuk menangani dampak wabah corona. Bhima menilai anggaran sebesar itu semestinya dimanfaatkan untuk pencegahan virus daripada untuk promosi pariwisata.

Apalagi berkaca pada situasi saat ini, masyarakat membutuhkan bantuan karena harus menghadapi kelangkaan masker dan handsanitizer serta kepanikan lain. Ini bertolak-belakang dari kebijakan pemerintah Singapura yang membagikan masker secara gratis untuk warga.

Jokowi Ingin Tak Ada Lagi Orang Miskin di Indonesia pada 2024

"Jadi kalau kita track, aksi penimbunan ini kami temukan juga sejak awal Januari. Harga bawang putih jauh lebih mahal. Ada spekulan yang telah lama bermain. Beberapa tempat terjadi kelangkaan bahan pokok," kata Bhima.

Karena itu Bhima mempertanyakan mengapa aparat baru sekarang menindak praktik penimbunan tersebut. Bhima meminta pemerintah Indonesia meniru Singapura.

"Jadi daripada menganggarkan Rp72 miliar untuk influencer, lebih baik meniru Singapura dengan membagi-bagikan masker secara gratis. Jadi anggaran itu dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat," kritiknya.

Ironi

Anggaran Rp72 miliar itu, kata dia, juga bisa digunakan pemerintah untuk melakukan kebijakan yang lebih mengena, misalnya operasi pasar. Seperti di Singapura, pemerintah juga bisa mengerahkan kekuatan termasuk tentara untuk distribusi masker atau menelusuri warga yang berpotensi terinfeksi Covid-19.

Begini Cara Perawatan Pasien Corona di RSPI Sulianti Saroso

Bahkan terkait Rp72 miliar itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh menyoroti nilainya yang tak seimbang dengan anggaran untuk mengatasi virus corona yang disiapkan Kementerian Kesehatan.

"Dana untuk penanganan corona di Kemenkes itu Rp30 miliar, separuh dari Rp72 miliar untuk influencer. Jadi ironis sekali. Ini tanda pemreintah masih berpikir soal ekonomi daripada kesehatan. Bahkan Bu Puan [Maharani] sudah berpesan tolong fokus pada kesehatan, jangan cuma soal ekonomi," kata Nihayatul dalam forum yang sama.

Pada Selasa (26/2/2020) lalu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan dari total insentif fiskal senilai sekitar Rp10 triliun, ada anggaran promosi Rp103 miliar, kegiatan turisme sebesar Rp25 miliar dan influencer untuk menangani dampak corona sebanyak Rp72 miliar. Belakangan, Menteri Pariwisata Wishnutama menyatakan menunda pemberian insentif untuk wisatawan asing itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya