SOLOPOS.COM - ilustrasi proyek jalan

Solopos.com, SUKOHARJO — Anggaran untuk pembebasan lahan proyek jalan lingkar timur atau JLT Sukoharjo dipangkas hingga Rp70 miliar untuk penanganan Covid-19.

Kendati begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo tetap mengebut pembebasan lahan dan bangunan yang terdampak proyek tersebut. Ditargetkan proyek fisik mulai dikerjakan pada 2021 mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo Bowo Sutopo Dwi Atmojo menyebut berdasar data ada 481 bidang tanah yang terkena proyek pembangunan JLT.

Dengan status tanah terdiri dari milik warga, kas desa, jalan dan bidang lainnya seperti milik Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

16 Sepeda Motor Hasil Penggelapan Wanita Serengan Solo Sudah Boleh Diambil Pemiliknya, Ini Daftarnya!

Khusus untuk tanah milik BBWSBS yang terkena proyek JLT Sukoharjo berupa tanggul, talut, atau aliran sungai. Lahan terdampak proyek JLT ini berada di lima desa di dua kecamatan.

Perinciannya, Desa Plesan dan Desa Celep di Kecamatan Nguter, Desa Manisharjo, Desa Mojorejo, dan Desa Bendosari di Kecamatan Bendosari.

Tim Appraisal

“Proses pembebasan lahan saat ini mulai dilakukan oleh tim Badan Pertanahan Nasional [BPN] bersama tim appraisal,” kata dia ketika dijumpai di gedung DPRD Sukoharjo, Senin (22/6/2020).

Bowo mengakui anggaran untuk pembebasan lahan proyek JLT Sukoharjo yang semula dianggarkan Rp103 miliar dipangkas menjadi sekitar Rp30 miliar. Anggaran tersebut direalokasikan untuk penanganan Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo.

Beredar Info Warga Tak Pakai Masker Di Sukoharjo Kena Denda Rp250.000, Ini Kata Satpol PP

Meski demikian, berkaca pada pembebasan lahan dalam proyek jalan Sugihan-Paluhombo hanya terserap sekitar 25 persen di tahap I. Artinya pembebasan lahan untuk JLT dimungkinkan juga mengalami hal serupa mengingat belum seluruh warga menyepakati besaran ganti rugi lahan.

“Kami akan melihat progres pembebasan lahan. Kalau memang warga yang menyepakati ganti rugi lebih banyak tentu kami akan ajukan anggaran tambahan pembebasan lahan di APBD Perubahan,” katanya.

Dia mengatakan proses pembebasan lahan diharapkan rampung pada tahun ini sehingga pada 2021 proyek fisik JLT Sukoharjo bisa mulai berjalan. Menurutnya, Pemkab Sukoharjo sejak 2018 sudah melakukan rintisan pembangunan JLT dengan membuat detail engineering design (DED).

Butuh Dana Rp300 Miliar

Total panjang jalan yang akan dikerjakan sekitar 5,9 kilometer dan lebar jalan 19 meter. Namun pada beberapa titik lebar jalan mencapai 20 meter-24 meter karena berada di tebing atau bidang miring.

61 Kasus Positif Covid-19 Boyolali, 20 Orang Di Antaranya Klaster Peterongan

Ihwal realisasi kegiatan fisik JLT, dia mengatakan membutuhkan dana sekitar Rp300 miliar. Kebutuhan itu sangat besar bagi Pemkab Sukoharjo sehingga akan diajukan ke pemerintah pusat.

Dia mengatakan proyek pembangunan JLT akan terintegrasi dengan pembangunan jalur Bendosari hingga ke Mojolaban sejauh 8 kilometer. Proyek pembangunan JLT ini dikerjakan Pemkab untuk memperlancar arus lalu lintas kendaraan.

Selain itu proyek JLT akan membuka akses bagi investor untuk berinvestasi di Kawasan Industri Nguter, Sukoharjo. “Harapannya kendaraan besar dari pabrik di Kawasan Industri Nguter bisa memiliki akses sendiri melalui JLT. Tentunya JLT juga bisa digunakan masyarakat umum untuk memperlancar arus lalu lintas kendaraan,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya