SOLOPOS.COM - Tim gabungan mengecek struktur diduga cagar budaya di area kebun teh di Kabupaten Karanganyar beberapa waktu lalu. (Istimewa/Dokumentasi Disdikbud Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR—Upaya Pemkab Karanganyar mengkaji objek yang diduga benda cagar budaya terkendala masalah klasik, yakni keterbatasan anggaran.

Proses mengkaji objek diduga cagar budaya menjadi langkah awal sebelum objek tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar, sedikitnya ada 266 objek yang diduga cagar budaya. Ratusan objek itu belum dikaji karena anggaran cupet.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Karanganyar, Sawaldi, mengungkapkan terdapat 298 objek yang diduga cagar budaya di Karanganyar. Dari jumlah itu, baru 32 objek ditetapkan sebagai cagar budaya. “Sisanya belum dikaji untuk penetapan cagar budaya. Karena berbagai hal yang klasik, yang pasti anggaran. Karena refocusing anggaran, salah satunya,” kata Sawaldi saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (29/5/2021).

Baca Juga: Kisah Ana, Perempuan Pertama Karanganyar pada Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19

Kendala lain, jelas Sawaldi adalah objek tersebut berada di lahan milik masyarakat maupun pemerintah. Mereka membutuhkan prosedur tertentu untuk bisa mengkaji objek tersebut. Terbaru, mereka menerima informasi dari masyarakat tentang temuan objek diduga cagar budaya di area kebun teh.

"Sebetulnya saya belum mau membuka soal ini. Kami masih memproses izin untuk mengeksplorasi temuan itu. Kami harus izin kepada pengelola dalam hal ini PT Rumpun Sari Kemuning. Di sana ditemukan struktur diduga cagar budaya mengarah ke undakan candi. Ada lima trap ukuran 10 meter kali 25 meter,” tutur dia.

Sawaldi menyampaikan sudah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan terkait upaya untuk mengakji objek tersebut. Dia juga berencana mengajukan izin melalui Bupati Karanganyar. “Kami kan harus izin dahulu untuk mengeksplorasi. Kalau kami lakukan kajian langsung, kan salah.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya