SOLOPOS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi dan Ketua Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) Pengurus Besar (PB) PGRI Ahmad Wahyudi memberikan keterangan di Mapolres Sleman, Kamis (27/2/2020). (Harian Jogja-Hafit Yudi Suprobo)

Solopos.com, SLEMAN — Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) serius mengawal kasus yang menjerat tiga guru pembina pramuka SMPN 1 Turi, Sleman. Organisasi guru terbesar itu akan berupaya agar ketiga tersangka tetap bisa mengajar di sekolah alias menjadi guru.

Ketiga guru SMPN 1 Turi, yakni Riyanto, Isfan Yoppi Andrian, dan Danang Dewo Subroto, menjadi tersangka meninggalnya 10 siswa dalam susur Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020) lalu. Ketua PGRI Unifah Rosyidi beralasan mereka tidak melakukan kejahatan murni, tetapi hanya kelalaian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mereka tetap berharap agar bisa diterima di masyarakat dan juga tempat mereka mengajar, yakni SMPN 1 Turi. Mereka sama sekali tidak pernah sedikit pun berniat untuk mencelakakan orang lain,” kata Unifah saat mengunjungi tiga tersangka di Ruangan Satreskrim Polres Sleman, Kamis (27/2/2020).

Dilarang Arab Saudi, Garuda Indonesia Tetap Bertekad Jemput Jemaah Umrah

Ekspedisi Mudik 2024

Riyanto, Isfan Yoppi Andrian, dan Danang Dewo Subroto saat ini ditahan di Polres Sleman. Unifah mengunjungi mereka bersama Ketua Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) Pengurus Besar PGRI Ahmad Wahyudi.

PGRI akan mendampingi Isfan meski tersangka yang disebut-sebut sebagai inisiator susur sungai sudah didampingi lima pengacara dari Jaringan Lembaga Advokasi Masyarakat Berkeadilan.

Arab Saudi Setop Umrah, Ini Nasib Jemaah Indonesia yang Terlanjur Datang

Jatuhnya korban dalam susur sungai menjadi tamparan keras bagi PGRI. Unifah mengharapkan agar kegiatan Pramuka harus dipersiapkan lebih matang lagi.

“Ini merupakan kritik bagi kami, harus jadi evaluasi dan tidak boleh terjadi lagi di masa mendatang,” katanya.

Bukan Virus Corona! Ini Penyebab Pasien RSUP Kariadi Semarang Meninggal Dunia

Sebelumnya, Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang juga Ketua PGRI DIY, Kadarmanta Baskara Aji, menyayangkan pernyataan netizen yang merundung keluarga ketiga guru yang menjadi tersangka dalam kasus tersebut.

Aji ingin keluarga tersangka yang menjadi korban bullying juga diperhatikan selain keluarga para korban. Dia beralasan tindakan ketiga guru pembina Pramuka SMPN 1 Turi itu sama sekali bukan karena unsur kesengajaan. Karena itu, katanya, tidak tepat jika keluarga para guru menjadi sasaran bullying.

Sekda DKI Samakan Anies Baswedan dan Jokowi Tangani Banjir Jakarta

"Bagaimana kami memberikan penghiburan kepada keluarga guru-guru ini, karena pasti mereka tidak berharap ini terjadi, karena ini bukan kesengajaan. Kalau kemudian keluarga para guru ini mendapatkan bullying dari pihak lain tentu tidak proporsional," katanya, Selasa (26/2/2020).

Dia mengimbau kepada masyarakat menciptakan suasana kondusif. Menurutnya, upaya yang baik dilakukan saat ini adalah memberikan hiburan kepada keluarga korban dan mengembalikan mental anak yang menjadi korban selamat agar mereka bisa bersekolah bergaul seperti biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya