SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Politisasi agama terus terjadi menjelang pelaksaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Santri-santri yang mengaku berasal dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/2/2019), menggelar aksi unjuk rasa di Alun-Alun Kudus.

Aksi unjuk rasa yang dilabeli tajuk Doa santri untuk kiai itu mereka gelar dengan alasan untuk mendoakan kiai yang sering menjadi sasaran cemoohan para tokoh nasional. Demonstrasi itu, menurut mereka juga digelar untuk mendoakan para tokoh nasional agar menghentikan kebiasaan mereka mencela kiai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Aliansi Membela Kiai (Asmak) Muhammad Syaroni mengklaim aksi itu diikuti seribuan santri yang didominasi pelajar. Dalam unjuk rasa itu, sebagian dari peserta aksi sengaja masih mengenakan seragam.

Mereka mengusung sejumlah poster yang bernada kecaman terhadap sikap Fadli Zon yang saat ini merupakan wakil ketua DPR. Fadli mereka tuduh merendahkan K.H. Maemon Zubair yang sempat keliru menyebut nama capres yang didoakan melalui puisi yang diunggah di media sosial.

Menurut Muhammad Syaroni selaku ketua Asmak, kiai yang sering dicemooh oleh para tokoh nasional yang seharusnya menjadi panutan bersama. “Kami juga berdoa agar bangsa ini tetap aman dan damai hingga selesainya Pilpres 2019,” ujarnya.

Aksi tersebut, lanjut dia, dimulai dari kegaduhan yang disebabkan karena semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2019. Akibatnya, kata dia, banyak kegaduhan, banyak kiai dicemooh dan dicela oleh tokoh nasional.

“Berbakti terhadap kiai merupakan kepastian, sedangkan pilihan politik masih bisa salah atau benar,” tutur Syaroni yang tampak mengabaikan fakta bahwa Maimoen Zubair sejatinya juga seorang politikus.

Meskipun Maimoen Zubair adalah juga seorang politikus, Syaroni meminta para politikus yang sering mencela kiai untuk menghentikan kebiasaan mereka dengan alasan kewajiban muslim antara lain menghormati ulama dan kiai, keturunan nabi dan habib.  “Kami melaksanakan doa bersama memohon Allah Swt memberikan keamanan negeri ini, Pilpres 2019 juga diberi kelancaran dan tidak ada gesekan,” tukasnya.

Syaroni bahkan sempat mengancam tokoh-tokoh politik yang berani mencela kiai. Jika para tokoh politik melanjutkan perilaku yang dianggap mencela kiai, Syaroni menyatakan mereka bakal berhadapan dengan para santri yang siap melawan para pencela kiai.

Terkait puisi Fadli Zon yang muncul akibat kesalahan dalam doa Maimoen Zubair yang bernuansa politis, dia menuduhnya sebagai bagian dari munculnya kegaduhan. Lebih jauh, dia juga menyematkan status sering mencemooh kiai kepada Fadli Zon.

“Kami mencatat ada tiga kiai yang pernah dicemoohnya,” ujarnya. Syaroni lalu meminta Fadli Zon bertobat kepada Allah untuk tidak lagi mencemooh ulama serta memohon maaf. 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya