SOLOPOS.COM - Belasaan karyawan PT Tyfountex Indonesia mendatangi pabrik itu Rabu (13/5/2020) untuk menuntut kejelasan gaji. (Solopos/Ferri Setiawan)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Buruh PT Tyfountex Indonesia dibayang-bayangi gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK sejak satu tahun yang lalu.

Pada 2019, sebanyak 1.100 buruh PT Tyfountex Indonesia di-PHK. Sisanya sebanyak 3.352 orang akhirnya dirumahkan saat pandemi Covid-19 menghantam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

10 Berita Terpopuler: Dejavu Kematian Satpam Cantik Sragen - Paket Wisata Perbukitan Wonogiri

Hal ini membuat para buruh dan serikat pekerja di bawah Pengurus Unit Kerja Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (PKU KSPN) PT Tyfountex Indonesia terus menuntut hak mereka yang belum dibayarkan.

Aksi damai hingga mediasi bersama perusahaan terus-menerus mereka lakukan. Puncak kegelisahan para buruh terjadi pada Senin (18/5/2020) lalu. Serikat pekerja menuju Kantor Bupati Sukoharjo untuk menyampaikan aspirasi mereka dengan dipimpin Ketua PKU KSPN PT Tyfountex Indonesia, Aris Setyono, dan Sekretaris PKU KSPN PT Tyfountex Indonesia Sumarno.

Jelang Liga 2 Bergulir, Dua Penggawa Persis Solo Ikuti Tarkam di Mojolaban Sukoharjo

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo melihat solidaritas buruh dan serikat pekerja mengaku tersentuh. Atas hal tersebut, Pemkab Sukoharjo  memberikan bantuan paket sembako senilai Rp200.000. Bantuan itu diberikan setelah buruh mengadu kepada Pemkab.

Aplikasi Injil Bahasa Minang Dihapus, Gubernur Sumbar Dinilai Tolak Kemajemukan

Bahkan, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya telah memberikan kepercayaan kepada pengurus serikat pekerja untuk menyalurkan paket bantuan kepada 3.352 buruh yang berdomisili di Soloraya.

Mendapat amanah penyaluran bantuan dari Pemkab Sukoharjo, Sumarno mengatakan pihaknya sempat tak pulang dua hari agar sembako bantuan dari Pemkab Sukoharjo yang diletakkan di halaman pabrik tetap aman hingga diterima para buruh.

New Normal, Petugas Retribusi Pasar di Wonogiri Pakai APD Lengkap

Semangat Tak Pudar

"Sebanyak 1.085 orang mengambil sembako di hari pertama. Kami sampai tidak pulang selama dua setengah hari untuk menjaga sembako di halaman pabrik. Sembako ditutup terpal supaya tak basah. Itu amanah Dinas Sosial kepada kami. Bukan hak pabrik," kata Sumarno kepada Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Mereka juga secara sukarela menjaga dan menyalurkan bantuan tersebut. Hal ini bertujuan agar menguatkan solidaritas buruh Tyfountex agar tak terjadi PHK kembali.

Zona Hijau Sukoharjo Dilongarkan, Takmir Masjid Tak Mau Tergesa-Gesa Buka Salat Berjemaah

Sumarno mengaku semangatnya juga terus bergelora ketika mengetahui para buruh juga melakukan aksi tuntutan agar gaji mereka untuk segera dibayarkan.

"Semangat kami bangkit saat melakukan mediasi sementara anggota memberikan dukungan dari depan pabrik. Mereka mengirim video dukungan. Sejumlah anggota yang menendang pintu pabrik dan menggedor pintu pabrik merupakan gambaran mereka sangat membutuhkan [gaji] yang kami tuntut. Gaji sebesar UMK itu sangat berarti menjelang Lebaran,” kata dia.

Nekat Hajatan di Karanganyar: Sudah Pasang Tenda Komplet, Tak Ada Warga yang Datang

 

Logo Splice Lights On

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya