SOLOPOS.COM - Kondisi pintu saluran pelepasan atau spillway Waduk Gajah Mungkur (WGM) saat dibuka, Selasa (10/2/2015). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Ancaman bencana terjadi di Desa Pokoh Kidul, Wonogiri. Warga khawatir dengan kondisi spillbank WGM yang sudah menumpuk terlalu tinggi.

Solopos.com, WONOGIRI Sedikitnya 20 keluarga di Dusun Petir dan Dusun Katangtalun, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri waswas dengan ancaman bencana lantaran kondisi spillbank atau penampungan sedimen dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) yang sudah menumpuk terlalu tinggi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Puluhan warga dua dusun itu khawatir tanggul spillbank itu tak kuat menahan beban dan jebol. Jika itu terjadi, tumpukan lumpur dari WGM itu bisa longsor mengenai rumah mereka.

Seorang tokoh pemuda di Dusun Petir, Desa Pokoh Kidul, Yani Buntoro, 46, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Selasa (28/4/2015), mengatakan sudah berkali-kali menyuarakan kekhawatiran warga ke Perum Jasa Tirta (PJT) I selaku pengelola WGM.

Menurut dia, spillbank atau tempat menampung sedimen itu sudah ada sejak lima tahun lalu. “Sebelum ada spillbank, warga bisa memandang bendungan Waduk Gajah Mungkur dengan jelas dan leluasa. Ibaratnya sekali mata memandang aneka pemandangan bisa dilihat. Namun, semenjak dibangun spillbank pemandangan ke waduk jadi tertutup. Seakan-akan warga berada di sebuah terowongan yang siap terendam jika tanggul spillbank jebol,” kata dia.

Yani mengatakan pada awal pembangunan spillbank, disepakati ketinggian tanggul hanya 1,5 meter. Namun, sekarang ketinggian tanggul mencapai tiga meter hingga empat meter atau setinggi atap rumah warga. Warga waswas karena jika sewaktu-waktu tanggulnya jebol akan berakibat fatal.

Yani berharap PJT I segera mengecek kondisi spillbank secara rutin. Selain untuk mengantisipasi tanggulnya jebol, juga agar pemancing dan anak kecil tidak bermain di lokasi spillbank.

Surati, 47, warga Dusun Karangtalun, mengatakan warga Karangtalun waswas melihat timbunan lumpur Waduk Gajah Mungkur di penampungan itu semakin tinggi. Ketinggiannya sudah melebihi rumah warga.

“Pada musim hujan seperti sekarang ini, warga Karangtalun khawatir tanggul lumpur ambrol dan air menggenangi wilayah Karangtalun. Khususnya rumah-rumah warga di sekitar tanggul,” jelas dia.

Terpisah, Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air PJT I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (28/4/2015), mengatakan tahun ini tanggul akan dipapras hingga tinggal 1,5 meter sesuai kesepakatan dengan warga.

Spillbank juga akan diperlebar. Ketinggian tampungan sedimentasi akan dipapras dan dipadatkan agar lebih kuat,” ujar dia.

Pelaksana proyek pemaprasan dan pelebaran spillbank sudah menengok lokasi. Winarno mengatakan setiap tahun memang selalu ada pengerukan sedimen di depan intake WGM sehingga ketinggian lumpur di spillbank terus bertambah.

“Ketinggian akan dicek dan tidak akan membahayakan perkampungan. Kami juga mendapat masukan soal kondisi spillbank itu dari anggota DPRD maupun pemerintah desa. Kami akan menindaklanjutinya,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya